Semua Berakhir

275 73 25
                                    

Selepas keluar dari ruangan Sadev, Alfa memilih kembali kerumah, ia tahu ia tidak bisa bertahan disana lebih lama. Namun sebelum benar-benar pergi, ia sempat mendengar Sadev berteriak prustasi, Alfa mengerti, ini semua memang berat untuk mereka berdua.

Langkah gontai Alfa kini telah membawanya kerumah, ia sedikit terperangah saat menemukan mobil ayahnya tengah terparkir di halaman. Sebenernarnya tidak ada yang aneh, hanya saja sejak kematian bunda ayahnya jarang pulang kerumah, entah apa yang tengah lelaki paruh baya itu urus, yang jelas Alfa sudah lama tidak merasakan kehadirannya lagi.

Saat Alfa masuk kedalam, yang pertama kali ia temukan adalah ayahnya yang sedang terduduk cemas di ruang tamu, dan ketika menyadari kehadiran Alfa, sontak ayahnya berdiri, dan mendekat.

"Dimana Sadev?" Tanya lelaki paruh baya itu tanpa basa-basi.

"Sadev?" Alfa tersenyum kecut "Ayah bahkan gak bertanya aku abis dari mana selarut ini, tapi langsung nanya keberadaan Sadev? Apa ayah gak ada rasa peduli sedikit pun untuk Alfa?"

"Jangan banyak bicara! Jawab aja apa yang saya tanya!"

Alfa terkekeh menyedihkan, ia benar-benar muak dengan semua ini. Ia tidak tahan, lantas memilih melanjutkan langkahnya menuju kamar, tanpa menggubris ayahnya.

Namun dengan cepet ayahnya menarik bahu lelaki itu hingga Alfa kembali berbalik menatap ayahnya.

"Dasar anak gak punya sopan santun! Kamu tau orang tua mu sedang bicara dengan mu? Kenapa pergi?!"

"Orang tua? Oh jadi ayah udah mengakui kalo ayah itu orang tua Alfa? Tapi kenapa? Ayah gak pernah mencerminkan diri ayah sebagai orang tua untuk Alfa? Apa ayah hanya ingin di hormati tanpa pernah menghargai?"

BUGH!

satu pukulan berhasil mendarat di wajah Alfa.

"Benar-benar anak kurang ajar! Kamu pikir siapa kamu bisa bicara seperti itu pada saya?"

"Siapa aku?" Alfa kembali terkekeh pilu "AKU INI ANAK AYAH!" Alfa tidak sanggup lagi, ia menumpahkan kekecewaannya dengan berteriak.

"Ayah... Alfa juga pengen tau gimana rasanya jadi Sadev, yang selalu ayah khawatirkan, gimana rasanya jadi Sadev yang selalu ayah sayang. Ayah Alfa pengen di peluk ayah, merasakan kehangatan yang selalu ayah kasih untuk Sadev, bukan di pukul seperti ini."

Apa yang Alfa katakan sama sekali tak menyentuh hati lelaki itu, yang ada hatinya semakin mengeras, dan marah. Hingga ayah mencengkram kerah baju Alfa semakin kuat.

Alfa menangis lagi malam ini.

"Ayah..."

"Keluar kamu dari rumah ini! Saya tidak ingin melihat kamu ada di rumah saya lagi!" Lantas ayah melepas cengkramannya dan meninggalkan Alfa.

Tapi Alfa mencoba menahan ayahnya, dalam keadaan seperti ini ia masih mencoba mendapat simpati dari satu-satunya orang tua yang tersisa. Ia harap ayah mau mendengarnya.

Namun ayah justru mendorong Alfa sangat keras, hingga anak itu terjatuh, tapi dengan cepat Alfa meraih kaki ayahnya. Memeluk sebelah kaki itu dalam dekapannya, menahan agar ayahnya tak melangkah lebih jauh lagi.

"Ayah.... katakan apa kesalahan Alfa? Alfa akan tebus itu. Katakan apa yang harus Alfa lakukin supaya ayah sayang sama Alfa?" Alfa mengadah menatap ayahnya yang masih memasang wajah keras.

"Kesalahan kamu, karna kamu lahir kedunia ini. Saya tidak pernah menginginkan kamu! Jika saja saat itu Zara mau menerima uang yang saya berikan, lalu pergi dari hidup saya dan membiarkan kamu mati, pasti istri saya masih hidup. Pasti Sadev tidak akan merasa kesepian karna kehilangan ibu nya!!"

HELLEAVEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang