Sejak Osi menyetujui tawaran Sadev untuk ikut bersamanya ia masih bingung kemana lelaki itu akan membawanya, sampai pada akhirnya mereka berhenti di depan toko bunga.
Osi mengertnyit heran.
"Lo mau beli bunga?"
"Iya sebentar kok, mau ikut kedalem?"
Alhasil Osi mengangguk, lalu membuntuti Sadev dari belakang. Tidak ada pengunjung lain selain mereka berdua disini, maka Sadev dengan leluasa masuk kedalam, lalu tersenyum ceria saat menemukan wanita tua dengan kacamata baca yang bertengger di hidungnya yang mancung, sedang sibuk menulis sesuatu dalam jurnal kecil.
Sadev melangkah mengendap-endap mendekati wanita itu, membuat Osi sedikit bingung, tapi memang sepertinya wanita tua penjaga toko ini tidak menyadari kehadiran mereka.
Sampai saat sudah berada di sampingnya, Sadev meniup telinga wanita tua itu, tidak terlalu dekat tapi cukup membuat wanita itu terkejut, dan berteriak.
"ASTAGA! ASTAGA!"
Sadev tertawa lepas sekali melihat reaksi terkejut wanita tua itu, misinya berhasil.
"HEH DASAR BOCAH GENDENG! KURANG AJAR KAMU YA! SINI SINI KAMU DASAR ANAK NAKAL!"
Sadev masih tertawa, saat wanita itu memukulinnya dengan buku catatan yang sedang ia genggam.
"Hahahahaa ampun-ampun Madam. Aww sakit Madam hahaha"
"Sontoloyo! Ngapain kamu kesini? Madam kira kamu udah lupa sama madam!"
"Haha mana mungkin madam yang cantik ini Sadev lupain"
Madam hanya mendecih, menanggapi bocah di hadapannya.
Menilik dari interaksi mereka, Osi yakin Sadev pasti sering kemari, mereka terlihat begitu akrab, bercanda berdua sampai melupakan kehadirannya.
Namun entah kenapa melihat pemandangan ini hati Osi menghangat, Sadev yang seperti ini sangat jauh berbeda dengan Sadev yang ia lihat kemarin. Bagaimana bisa lelaki ini berganti-ganti wajah? Begitu polos ketika sedang tertawa, tapi sangat menyeramkan ketika marah.
"Ah, siapa itu?" Akhirnya Madam menyadari kehadiran Osi yang hanya berdiri meyaksikan mereka sejak tadi.
"Sampe lupa, ini calon pacar Sadev Madam, cantik kan?"
Osi langsung melotot tajam pada Sadev yang hanya tertawa cekikikan.
"Ohhh, ini cewek yang suka kamu kirimin bunga mawar merah itu?"
Sekarang giliran Sadev yang melotot pada Madam, jelas Osi bukan perempuan yang di maksud Madam, sebab Sadev tidak pernah mengirimnya bunga mawar merah.
Osi nyaris tertawa memdengarnya, tapi tidak jadi setelah dia berpikir, apakah Sadev memang sering mengirim bunga untuk seseorang?
"Bukan Madam, itu lain lagi" Sadam tersenyum kikuk, lalu menatap Osi sambil menggaruk tengkuknya
"Hah? Jadi maksud kamu, cewek kamu tuh beda-beda gitu? Emang sontoloyo kamu, yaaaaaaaa" Madam menjewer telinga Sadev, sampai kepala lelaki itu conding kesamping.
Tawa Oiris seketika pecah detik itu juga, pertengkaran ini begitu lucu, bagaikan seorang cucuk dan nenek.
"Ampun Madam, sakit banget. Aww"
Seteleh Madam melepas jewerannya, Sadev merengut, lalu menatap Osi. Diam-diam ia tersenyum melihat Osi yang tertawa begitu lepas, ia jadi ingat saat ia berlari membawa es tong tong, Osi juga tertawa selepas itu.
Tak lama kemudian, Madam mendekati Osi.
"Aduh anak manis, kamu jangan mau sama si sontoloyo itu. Dia itu emang anak nakal. Semua cewek di godain, gak tua gak muda"
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLEAVEN [COMPLETED]
Teen FictionOiris Salden Iswara selalu merasa hidupnya dipenuhi dengan kesialan, terlebih setelah ia mengetahui satu hal; ia bisa melihat dosa manusia hanya lewat sentuhan. Namun memutuskan pindah kerumah baru hanya menambah beban sialnya semakin besar, seperti...