Sebanyak-banyaknya Membenci

300 89 39
                                    

Malam ini Alfa di kejutkan dengan panggilan telpon Osi yang mendadak. Anak itu benar-benar, tidak bisa barang sehari saja tidak membuat Alfa khawatir.

Beruntung rumah mereka masih dalam area komplek yang sama, sehingga tidak memakan banyak waktu untuk Alfa datang kesana.

Dengan tergesa-gesa Alfa itu menuju rumah Osi, dan betapa kesalnya lelaki itu yang malah menemukan Osi tengah terduduk santai di depan rumah sambil tersenyum manis. Dengan hodie kebesaran serta rambutnya yang ia gerai seperti biasa.

"Apanya yang gawat?" Tanya Alfa mengingat saat Osi mengatakan di telpon bahwa sesuatu yang gawat tengah terjadi.

Lelaki itu masih mencoba menetralkan napasnya yang terengah karna berlari, namun sialnya Osi justru memasang tampang polos tak berdosa.

"Tenang dulu. Karna ini emang bener-bener sangat gawat!"

"Apa buruan..?"

"Gawat, gue pengen makan eskirim"

"Lo bercanda? Hah?" Tanya Alfa yang mulai kehilangan kesabaran.

"Kenapa lo marah? Bukanya lo yang bilang, kalo ada apa-apa yang gawat atau mengancam hidup gue, gue harus telpon lo?"

"Apa pengen makan eskrim bisa mengancam nyawa lo?"

Osi mengangguk.

"Gue kalo pengen makan sesuatu gak keturutan itu suka kepikiran sampe gak bisa tidur, kalo gue gak bisa tidur terus nanti lama-lama gue sakit. Kalo gue sakit bahaya kan?"

Alfa tidak percaya bahwa kalimat itu akan keluar dari mulut Osi, iya memijat pelipisnya sebelum benar-benar meledak. Bagaimana tidak, setelah jantungnya hampir copot karna panik, belum lagi saat Alfa menggunakan seluruh tenaganya untuk berlari kesini, yang di dapatkan justru permintaan yang sangat menyebalkan.

"Osi, lo bener-bener ngajak ribut ya?"

"Gak kok! Gue ngajak lo beli eskirim!" Osi masih tersenyum lebar.

Terakhir, Alfa menarik napas panjang. Bagaimana pun juga ia benar-benar tidak bisa marah pada gadis ini.

"Yaudah ayo!"

"Yeayyyyyy! Lets go!"

Alfa langsung berjalan lebih dulu, namun dengan cepat Osi menyusulnya, lalu merangkul lengan lelaki itu sambil menyandarkan kepalanya di sana.

Osi tersenyum menggemaskan sambil meledek Alfa yang masih kesal.

"Lain kali, kalo mau minta temenin kemana atau makan apa ngomong aja, jangan ngagetin kaya tadi. Lo tau jantung gue rasanya mau turun ke perut!" Decak Alfa kesal.

"Hehehe maaf ya. Tapi emangnya lo bakalan mau dateng, semisal gue tadi bilang cuma minta temenin beli eskrim?"

"Gak!"

"Tuh kan, ih!"

"Gak mungkin gue gak dateng makasudnya."

"Serius, meskipun gue cuma minta temenin makan mie ayam?"

"Iya"

"Meskipun gue cuma minta temenin liat bintang?"

"Iyaa"

"Meskipun----"

"Iya apa pun! Apa pun yang lo mau gue ada disana untuk nemenin lo, gue pasti dateng!"

"Aaaaaahhhh sosweet banget sih"

Setelah itu Alfa hanya memasang wajah datarnya seperti biasa. Menanggapi celotehan Osi dengan seadanya, sampai mereka tiba di supermarket ujung komplek.

HELLEAVEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang