Save me

238 62 22
                                    

Tak ada yang bersuara, kedua kakak beradik itu hanya terdiam. Larut dalam pikirannya masing-masing.

Terlebih Alfa. Mungkin dari semua yang terjadi, yang paling merasa menyesal adalah dirinya. Ia mengutuk dirinya sendiri dan bersumpah tidak akan memaafkannya jika sampai sesuatu yang buruk terjadi pada Osi.

Seharusnya saat ini ia berada bersama dengan peremupuan itu, meskipun dalam keadaan apapun. Tapi setidaknya ia tidak akan menyesal dengan apa yang terjadi karna ia tetap berada disamping Osi dan tidak meninggalkannya.

Bukan seperti ini.

Alfa bahkan tidak tau bagaimana keadaan Osi sekarang, ia hanya bisa berharap bahwa perempuan itu baik-baik saja. Ia sudah lelah menangis, bahkan matanya kini sudah sembab karna selama perjalanan menuju bandung tak ada yang Alfa lakukan selain menangis, dan merasa panik.

Memang menangis tidak akan pernah menyelesaikan masalah, tapi setidaknya ia bisa meluapkan emosi yang terus bergejolak dalam hatinya.

Ia benci dirinya sendiri.

Alfa berpikir kenapa semuanya jadi serumit ini? Ia tidak menyangka bahwa ayahnya adalah orang yang benar-benar kejam, terlepas apa yang lelaki itu lakukan padanya. Ayah memang benar-benar berhati iblis.

Tetapi, lelaki bak iblis itu..

Alfa sangat menyayanginya. Alfa sangat menyayangi ayahnya, tidak peduli seberapa sering ia menyakiti Alfa, Alfa tetap menyayanginya.

Namun ia juga menyayangi Osi, perempuan yang akhir-akhir ini selalu memenuhi isi kepalannya. Yang kehadirannya selalu membuat Alfa bahagia.

Inilah alasan kenapa Alfa begitu membenci dirinya, sebab sekarang perempuan yang ia sayangi sedang berada dalam bahaya, diikat ketakutan dalam kuasa ayahnya yang kejam.

Dan ia tidak bisa melakukan apa apa.

Lain lagi dengan Sadev...

Saat ini ia justru sangat membenci ayahnya, bagaimana mungkin orang yang seharusnya bisa menjadi panutan dalam keluarga, justru bersikap layaknya monster.

Semua yang terjadi dalam hidup Sadev adalah murni hasil otoriter ayah padanya.

Bahkan saat dimana Sadev merasa sangat marah pada Alfa, ayahnya tidak hadir sebagai penengah, justru malah sebagai sumbu yang menyulut kemarahannya semakin besar.

Ayah selalu membuat Alfa seolah-olah adalah adik yang paling buruk untuknya, menempatkan Alfa dalam posisi yang paling bersalah, padahal Sadev jelas tahu, bahwa ini semua adalah murni kesalahan ayahnya.

Namun kenapa Sadev sangat bodoh dan pengecut saat itu, untuk mengatakan bahwa ini semua bukan kesalahan Alfa..

Sampai dimana ayah juga selalu memprovokasinya tentang Sunny, mengatakan bahwa keluarga itu sangat buruk dan pantas mendapatkan semua keburukan yang mereka alami.

Padahal dulu ia dan Sunny bagaikan sahabat sejati, sampai akhirnya campur tangan ayah membuat mereka berakhir menjadi musuh yang abadi.

Sadev memegang dadanya yang terasanya nyeri, mengingat semua masa-masa dimana ia masih begitu bodoh untuk memahami, bahwa apa yang ayah tanamkan pada dirinya hanyalah kebencian.

Sejak dulu ia selalu di ajarkan untuk membenci semua hal, menyalahkan orang lain untuk semua kesalahan yang telah ia perbuat.

Termasuk pada Sora....

Ayah selalu mengatakan pada Sadev, bahwa kecelakaan yang menimpa Sora dan keluarganya bukanlah kesalahannya. Mengatakan bahwa Sadev tidak pernah membunuh siapa pun, tidak pernah menyakiti siapa pun.

HELLEAVEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang