"Nikahin dia"
Kalimat terakhir yang diucapkan Sadev di rumah sakit terus memenuhi isi kepala Alfa..
Entah apa yang ada dibenak kakanya itu saat menyuruhnya untuk menikah dengan Osi, apa dia berpikir bahwa pernikahan dapat terjadi semudah dan secepat itu?
Namun alih alih mengabaikan ucapan itu, Alfa justru berada disini, di sebuah VIP lounge Bandara.
Ia terus menatap pada boarding pass yang berada di tangannya, ia akan berangkat ke Paris hari ini. Sungguh keputusan yang gila, padahal Alfa baru saja keluar dari rumah sakit kemarin malam.
Entah apa yang akan ia lakukan nanti di sana. Tapi kali ini Alfa hanya ingin mengikuti kata hatinya saja.
Dan semoga Osi masih mau memaafkan Alfa atas prilakunya tempo hari, ya... semoga saja.
****
Ini adalah minggu ke dua Osi berada di Paris. Segala urusannya yang berkaitan dengan pekerjaan telah selesai, namun ia mengatakan pada mba santi, untuk extend di negara ini satu minggu lagi.
Osi hanya butuh menjernihkan pikiranya kembali, karna jujur saja, setelah pertemuannya dengan Alfa yang tidak menyenangkan itu benar-benar membuat perasaaanya buruk.
Terkadang Osi bertanya-tanya, jika saja hari itu ia tidak pernah meninggalkan Alfa, apakah saat ini mereka masih bersama?
Namun disisi lain, Osi juga merasa bahwa keputusan yang ia ambil saat itu, adalah keputusan yang tepat. Karna setelah apa yang mereka lalu, rasanya berat jika masih bersama. Mereka pasti akan terus terbayang tentang kejadian mengerikan di malam itu.
Mungkin di kehidupan kali ini, ia tidak di takdirkan untuk bersama hidup bersama Alfa...
Osi menghela napas berat, lalu kembali menghirup kopi panasnya perlahan..
****
Kota Paris di malam hari benar benar luar biasa, Osi sudah sering datang kemari, namun ia tetap saja terpesona pada keindahanya.
Paris itu indah, ia pantas dijuluki dengan kota yang penuh cinta.
Sambil menatap pada gemerlap menara eiffel Osi tersenyum, tepat di hadapannya terduduk sepasang kekasih paruh baya yang tengan bercumbu. Hatinya menghangat seketika.
Lalu tak lama kemudian, Osi bangkit dan berniat untuk berjalan-jalan disiktar sini sebentar sebelum kembali ke hotel.
Namun saat hendak berjalan, matanya menangkap sosok laki-laki yang paling ia rindukan.
Laki-laki itu tengah termenung, menatap pada menara eiffel yang indah itu.
Osi membeku di tempatnya, entah ia merasa senang karna berpikir Alfa ada disini untuknya, atau sedih karna mengingat bertapa Alfa tidak menginginkan kehadirannya.
Pada akhirnya Osi hanya menunduk, dan berniat pergi dari sana
"Osi..."
Suara itu.... Osi rindu sekali mendengar suara itu menyebutkan namanya.
"Berat banget buat gue rasanya Osi..."
Osi mendongak, menatap kembali pada lelaki yang kini sudah berada dihadapannya dengan mata berkaca-kaca.
"Ini semua berat banget buat gue lalui..." sambung Alfa "hari itu, hari dimana gue amat sangat membutuhkan lo, tapi lo memilih untuk berpisah dari gue. Gue hancur Osi.. gue gak sekuat itu.."
"Fa... maafin aku ya"
"Engga ini bukan salah lo, ini salah gue yang menggantungkan harapan gue sama manusia, padahal manusia yang gue harapkan itu punya luka yang jauh lebih besar" Alfa mulai terisak "Gue ngerti sekarang kenapa saat itu lo memberi jarak dan waktu untuk kita tetap berjauhan, karna pada akhirnya, hanya jarak dan waktu tersebut yang buat luka kita perlahan lahan pulih"
Alfa semakin mendekatkan tubuhnya pada Osi, menatap lekat pada manik mata indah wanita dihadapannya. Kedua tangannya bergerak menangkup rahang wanita itu.
Meskipun pandangan Alfa mulai kabur karna air mata yang menggenang di pelupuk matanya, Osi masih sangat terlihat cantik baginya.
"Maafin gue ya Osi... maafin gue yang sebelumnya egois, merasa bahwa hanya gue yang terluka disini, maafin gue"
"Fa... aku udah maafin semuanya yang berkaitan dengan kejadian lalu, aku memaafkan kamu, aku memaafkan sadev, aku juga sudah memaafkan diriku sendiri. Aku pengen mulai semua kehidupan baru yang damai, aku gak mau membawa luka dari masa lalu lagi, biarkan mereka tetap disana"
"Kalau kita mulai semuanya lagi dari awal, apa lo masih mau menerima gue, Osi?"
Osi mengangguk, Alfa kembali terisak, namun kali ini karna ia bahagia, sangat bahagia...
Perlahan Alfa mendekatkan bibirnya pada milik Osi, dan disanalah ciuman pertama mereka bermula.
Semoga akan ada lagi yang selanjutnya sampai mereka tua. Ya mereka harap begitu.
*TAMAT*
AKHIRNYA TAMAT JUGA FRIEND WKWKWKWKWK
BTW GUYS, kalau aku bikin cerita ini versi AU di tiktok ada yg mau baca gk ya? Wkwkwkwk nanya aja sih aku hehehe
![](https://img.wattpad.com/cover/192401191-288-k458548.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLEAVEN [COMPLETED]
Teen FictionOiris Salden Iswara selalu merasa hidupnya dipenuhi dengan kesialan, terlebih setelah ia mengetahui satu hal; ia bisa melihat dosa manusia hanya lewat sentuhan. Namun memutuskan pindah kerumah baru hanya menambah beban sialnya semakin besar, seperti...