Bonus Story - 4

484 57 19
                                    

Sudah hampir 15 menit dokter menangani Alfa di dalam sebuah kamar privat salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta.

Kejadian beberapa waktu lalu benar-benar terjadi begitu cepat, dimana ia menemukan Alfa yang sudah tidak sadarkan diri dalam studio, lalu beberapa menit setelahnya lelaki diujung telpon yang gadis itu hubungi datang dengan raut wajah yang sangat panik.

Wajah itu, sudah lama sekali tidak Osi lihat. Wajah milik Sadev....

Osi tidak tahu bagaimana ceritanya, seingatnya kala itu ia menghubungi Sunny, namun entah bagaimana justru Sadev yang datang, tapi ia tidak sempat menanyakan hal itu, keduanya terburu-buru membawa Alfa ke dalam mobil, dan mengantarnya ke rumah sakit, dengan keadaan hening dan mencekam.

Bahkan, keheningan itu masih berlanjut hingga detik ini, dan berakhir tatkala Sadev menoleh menatap pada Osi sambil tersenyum perlahan.

"Udah lama ya kita gak ketemu..." Sadev mengeluarkan suara berat miliknya yang saat ini terdengar lebih serak.

Sejujurnya Sadev tidak tahu apa yang harus ia katakan pada pertemuan pertamanya dengan Osi setelah bertahun-tahun menghilang.

Namun, ia harus tetap membuka pembicaraan, agar mereka tidak berada dalam keadaan canggung seperti ini lebih lama.

"Hm.. udah 6 tahun."

"6 tahun ya??? Lama banget ternyata" Sadev tertawa hambar, lalu kembali mengalihkan fokusnya pada pintu ruangan dimana Alfa berada. "Lo... apa kabar?" Tanya lelaki itu lagi.

"Gue...?" Osi mengerjap, pertanyaan sedarhana Sadev terasa begitu rumit untuknya, atau lebih tepatnya, ia bingung, kabar apa yang ingin Sadev dengar darinya? Kabar kesehatannya? Kondisi fisiknya? Ataukah hatinya?

Namun pada akhirnya Osi hanya menjawab bahwa ia baik-baik saja, dan membuat Sadev tersenyum.

"Lo sendiri... apa kabar?"

"Gue berharap gue baik-baik aja"

"Lo.. sakit?"

"Mungkin... batin gue.."

"Dev..."

"Oiris.... sebenarnya ada banyak hal yang mau gue ungkapin ke lo. Tapi rasanya itu akan sangat panjang untuk di ceritain.  Bahkan 1 hari pun gak akan cukup untuk menjelaskan apa yang ingin gue katakan. Tapi ada beberapa bagian yang mungkin aja harus lo tau.."

"A. Apa?"

"Sejak kejadian malam itu.. gue dan Alfa gak pernah merasa baik-baik aja. Setiap malam yang gue dan Alfa laluin selama 6 tahun terkahir ini rasanya benar-benar menyiksa. Cuma gue gak menyangka, apa yang Alfa alamin disini ternyata lebih menyakitkan dengan apa yang gue terima di penjara." Sadev tersenyum lagi sebelum melanjutkan kalimatnya. "Sedihnya lagi, gue baru tau fakta itu malam ini, dan ngeliat bagaimana seorang Alfa benar-benar hancur sehancur hancurnya."

Osi terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Namun tanpa ia sadari pelupuk matanya sudah dipenuhi bulir air mata, sampai membuat pandangannya kabur.

"Oiris, kenapa lo pergi disaat Alfa sangat membutuhkan kehadiran lo?"

"Bukankah pertanyaan itu harusnya lo tanyain pada diri lo sendiri, Dev?"

"Gue punya alesan kenapa gue harus pergi, gue—"

"Begitupun gue... gue punya alesan kenapa gue harus pergi dari Alfa saat itu! Terus apakah gue salah?"

Kali ini giliran Sadev yang terdiam, keduanya saling menatap dengan luka masing-masing.

HELLEAVEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang