Trauma Masa Lalu

269 82 34
                                    

"HANSSSSS!!!!!!!"

Pekik Alfa dan Sadev bersamaan. Lalu detik berikutnya bola mata mereka serasa ingin mencuat keluar, kala suara tembakan nyaring terdengar.

DORR!

Pisau di tangan Hans tiba-tiba terlepas setelah ambruknya lelaki itu di hadapan Osi.

Untuk sejenak Alfa dan Sadev bernapas lega saat menemukan Alden datang beserta rombongan polisi,

Alfa, Sadev, dan Osi langsung di evakuasi, serta di bawa menjauh dari kamar itu.

Hans belum mati, peluru yang di tembakan polisi padanya hanya bertujuan untuk melumpuhkan pergerakannya.

"Anda di tangkap atas tuduhan penculikan dan percobaan pembunuhan" ucap polisi yang berhasil menembak Hans.

Hans terkekeh pelan, lalu berusah untuk terduduk, perlahan tangannya mengambil pisau yang sempat terjatuh.

"Di tangkap? Hahaha lebih baik gue mati. Di banding harus membusuk di penjara" lalu dengan cepat Hans menusukan pisau itu tepat pada jantungnya sendiri.

Membuat beberapa polisi yang tersisa sedikit terkejut.

****
Kini mereka tengah berada di dalam mobil, untuk menuju rumas sakit. Polisi sudah menyuruh mereka tenang, karna Hans akan segera di tangani.

Polisi juga menemukan banyak sekali baramg bukti penyiksaan di apartemen tersebut, setelah mereka menggeldah seluruh ruangan. Hans benar-benar psycho!

"Osi!!" Alden menangis kala melihat darah yang berkucuran dari pergelangan tangan gadis itu. Osi semakin memucat. "Osi maafin gue.. Osi kita kerumah sakit sekarang ya! Lo gapapa kan? Lo itu adik gue yang paling kuat!"

"Oiris...." Sadev meringis, sementara Alfa masih membisu. Ini semua begitu sulit untuk di cerna oleh otaknya semua terjadi begitu cepat.

"Alden... gue takut"

"Gue janji Osi, gue gak akan ninggalin lo lagi. Maafin gue."

"Alden......"

Lalu detik berikutnya gadis itu tidak sadarkan diri, semua yang berada didalam mobil panik bukan main, tapi petugas mengingatkan mereka untuk tenang.

Setelah sampai dirumah sakit, Osi segera di tangani. Begitu juga Alfa, karna goresan di tangan lelaki itu juga lumayan parah.

Maka di luar ruangan, tersisa Alden dan Sadev dan beberapa petugas yang mengawal mereka.

"Kenapa semua ini bisa terjadi? Siapa itu Hans? Kenapa dia bisa ngincer adek gue?" Tanya Alden langsung tanpa basa-basi.

Sadev menelan ludahnya perlahan, jujur ia juga masih tak menyangka dengan semua yang terjadi.

"Semua terjadi gitu aja, setelah Hans gak sengaja menyentuh Oiris. Oiris sangat ekspresif, sedangkan Hans sangat mendetail. Melihat dari gelagat Oiris, Hans sepertinya tau kalo Oiris telah melihat sesuatu dalam dirinya yang gak boleh diketahui sama siapapun. Sebab itu Hans menculik Oiris dan berniat membunuhnya, karna Hans gak mau sampe ada yang tau kalo dia itu psycho. Maaf gue gak ngasih tau lo tentang ini sebelumnya, harusnya dari awal gue tau kalo Oiris dalam bahaya."

Alden melenguh, memijat pelipisnya.

"Makasih ya Dev, seenggaknya lo udah ngasih tau gue, dimana apartemen si bangsat itu. Gue gatau apa jadinya tadi kalo gue sampe telat dateng. Makasih banyak."

Sadev mengangguk samar. Memang sebenarnya sejak ia kembali dari perpustakaan ia sudah memiliki firasat yang tidak enak, sebab itu ia langsung mengetikan alamat apartemen Hans dan mengirimnya ke Alden berkali-kali.

HELLEAVEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang