Tidak Ada Osi Disini

344 90 3
                                    

Karna aku udh ngantuk, jadi gak usah banyak cingcong.
.
Here u go
.
Happy Reading 💜
.
****

Setelah memarkirkan motornya di perkarangan rumah, Sadev bergegas masuk kedalam.

Dengan langkah serampangan ia menelusuri rumah besarnya, rahangnya seketika mengeras saat mengingat ingat apa yang terjadi di sekolah hari ini.

Ia benar-benar tidak sabar ingin meninju Alfa.

Sadev sekilas melihat pada pintu bercat coklat yang tertutup rapat, tanpa berpikir panjang ia langsung mendekat, dan mendobrak pintu itu dengan kencang.

Alfa yang sedang berada di dalam otomatis terkejut, terlebih saat mengetahui siapa yang mendobrak pintu itu.

"Bang.."

Sadev tersenyum kecut, mendengar suara parau milik Alfa yang barusan menyapanya. Dan lagi, ia benci sekali mendengar Alfa menyebutnya abang.

"Udah gue bilang berkali-kali gue bukan abang lo!" Sadev mendekat pada tempat Alfa duduk "denger sebutan itu dari mulut lo rasanya bener-bener menjijikan!"

"Maaf"

"Gue juga bosen dengerin lo minta maaf terus terusan!"

Alfa tidak tau harus berkata apa lagi, Sadev memang sudah kelewat batas dalam membencinya. Ia sadar itu.

"Lo tau kan, apa kesalahan lo hari ini?"

Alfa masih tidak bergeming, ia memilih bungkam sambil menudukan kepalanya dalam dalam.

"JAWAB BEGO!" Sadev benar-benar berada pada batas kesabarannya, selama di sekolah ia sudah susah payah mengendalikan amarah, namun yang saat ini Alfa lakukan justru membuatnya tidak tahan lagi hingga benar-benar kesal.

"Gue kalah ngelawan Sunny"

"Terus, lo tau kan? Kenapa gue gak marah sama sekali sama lo tadi pagi?"

Alfa mengangguk samar

"Karna ada Osi di sana"

Sadev menyeringai puas, sebelum akhirnya mencengkram kerah baju Alfa dengan sangat kencang.

"Pengennya gue gak ngelakuin ini, tapi sayang kesalahan lo fatal banget. Gapapa ya? Lagian gue juga kangen banget sama adek gue ini, udah lama ya kita gak main?"

Sadev tersenyum menatap Alfa dalam cengkramannya, senyum yang berbeda dari yang biasa ia tampilkan di sekolah, kali ini senyumnya sangat menyeramkan.

Alfa sampai gemetar, ia tahu betul apa yang akan terjadi setelah ini.

"Ayo kita main pukul-pukulan lagi, kalo bisa sampai salah satu diantara kita mati, gimana?"

"Bang...."

BUGH!

Alfa tersengkur saat satu pukulan berhasil mendarat pada wajahnya dengan sangat kencang.

"Udah gue bilang jangan panggil gua abang!"

Selanjutnya Sadev kembali memukuli Alfa dengan berang, ia bahkan tak memberi waktu untuk lelaki itu bernapas, ia terus menghajarnya hingga wajah tampan milik Alfa kini di penuhi lebam dan bercak darah.

"Lo tau betul siapa yang lo hadapi di turnamen itu, kenapa bisa-bisanya lo kalah? Dasar gak berguna! Lo pikir setelah papah tau lo kalah ngelawan Sunny, lo akan selamat?"

Alfa benar-benar tak berdaya berada di bawah kukungan sadev yang terus menghajarnya, ia hanya pasrah menerima pukulan pukulan itu, dan berharap Sadev segera menghentikannya.

HELLEAVEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang