Worry

1.8K 172 6
                                    

.

.

.

Beberapa hari telah beralu sejak kami merayakan Seollal bersama Mingyu didesa ini. Mingyu sendiri benar-benar memanfaatkan waktu luangnya disini dengan sangat baik sebelum pulang kembali ke Seoul.

Anak itu bahkan memaksaku dan Seungcheol untuk pergi jalan-jalan bersama di kota tidak lupa juga dengan BooSeokSoon bersama kami tentunya, sepertinya mereka sudah sangat akrab, aku bahkan mengingat Seokmin yang hampir menangis karena Mingyu harus pulang ke Seoul, atau si menggemaskan Boo Seungkwan, hampir saja aku salah paham dengan sikapnya pada Mingyu.

Jika saja aku tidak menyaksikan bagaimana terlupakan nya Mingyu oleh Seungkwan, saat seorang pemuda bertampang blasteran datang hendak mengambil mobil Mingyu.

Aku dan Seungcheol tersenyum geli melihat tingkah mereka yang sangat menggemaskan.

Kehidupanku kembali seperti semula, cukup menyenangkan walau sangat berbeda dengan kehidupanku di kota, dengan BooSeokSoon yang masih setia untuk menemaniku dan Seungcheol, bahkan sekarang mereka dengan seenaknya menarik-narikku untuk pergi kesawah.

Hubunganku dengan Seungcheol juga entah kenapa aku merasa semakin hari semakin dekat saja, aku sudah benar-benar terbiasa dengan dirinya disampingku setiap saat dan begitu menikmati bagaimana dia memanjakan diriku selama tinggal didesa kecil ini.

Walaupun sedikit ada yang mengusikku hariku

Bukan tentang Seungcheol, tapi tentang ucapan Mingyu sesaat sebelum dia pulang ke Seoul.

.

.

Flashback

"Kau kan bisa membeli oleh-oleh lain, kenapa harus membawa sekotak apel sih? Kau terlihat seperti seorang koruptor yang sedang disuap tahu!" aku benar-benar tak habis pikir dengan Mingyu dari banyaknya makanan khas Daegu yang bisa dibawanya ke Seoul dia memilih untuk meminta satu kotak penuh apel dari perkebunan Seungcheol sebagai buah tangannya, bukannya tidak senang, ya hanya saja kenapa dia harus membawa apel yang selalu habis hampir 10 butir setiap hari olehnya coba?

"Kenapa memangnya? Inikan dari kakak iparku sendiri dan ini gratis hahahaha"

"Hahahaha" aku mendelik sebal melihat Seungcheol yang turut tertawa, bukankah ini akan merugikan kebun apel miliknya?!

"Kenapa kau juga ikut-ikutan sih?"

"Biarkan saja dia membawa apel ini Jeonghan-ssi, Mingyu jarang datang kesini, biarkan saja dia berbuat semaunya" aku hanya terperangah mendengarnya, membiarkan Kim Mingyu berbuat semaunya? Itu sama saja menjadi budaknya, ya tuhan aku tidak mau membayangkannya.

"Kau pasti akan menyesal dengan ucapanmu ini suatu saat" Seungcheol masih dengan senyumannya menatapku.

"Biarkan saja, dia sudah banyak makan masakan khas Daegu selama berada disini tapi dia sama sekali belum puas merasakan enaknya apel dari perkebunan kita, kau tidak ingat hampir memukulnya kemarin saat dia hampir membeli semua makanan dikota?" baiklah yang ini aku setuju, Mingyu bisa saja meledak dengan semua makanan yang masuk kedalam mulutnya itu, kemarin saat dia memaksa kami untuk bermain dikota, bahkan dia masih sempat-sempatnya untuk membungkus makanan lainnya aku hampir saja memukulnya saat melihat banyaknya bungkusan makanan didalam mobil.

"Biarkan saja, dia sudah banyak makan masakan khas Daegu selama berada disini tapi dia sama sekali belum puas merasakan enaknya apel dari perkebunan kita, kau tidak ingat hampir memukulnya kemarin saat dia hampir membeli semua makanan dikota?" bai...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Tale Of Love Village Man (CheolHan AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang