Overflowing emotion - Part 2

2.2K 156 124
                                    

Vote, Komen dan Saran sangat dipersilahkan

.

.

.

Junhui terus memperhatikan Jeonghan yang tampak sangat pendiam sekarang ini, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mungilnya. Jeonghan memilih untuk melihat keluar jendela , berharap pemandangan diluar jendela bisa menenangkan hatinya sedikit saja, walau sebenarnya semua itu percuma, dia tidak bisa berpikir tenang untuk saat ini. Sama sekali tidak menyangka pertengkaran diantara dirinya dan suami, ia sama sekali tidak pernah berfikir bahwa Seungcheol merasa tidak nyaman dengan kedekatakan antara dirinya dan Junhui.

Seungcheol kah yang terlalu berlebihan atau dirinya lah disini yang tidak peka dengan perasaan suaminya?

Tapi apapun itu Jeonghan akan menjelaskan semuanya

Ya

Setelah rapat ini selesai, ia akan menjelaskan kesalapahaman ini dan memberikan waktunya yang terbuang kepada Seungcheol nya, ia hanya bisa berharap Seungcheol mau sedikit lagi saja bersabar dan mengalah kepadanya.

Ia akan menjadi suami yang baik, ia bersumpah untuk itu.

"Hannie-a kau tidak apa-apa? Wajahmu tampak sangat pucat, apa kau merasa kurang sehat sekarang?" Tanya Junhui yang semakin tidak tahan melihat kondisi Jeonghan, pria cantik itu menggeleng lemah sebagai jawaban, mana bisa Junhui mempercayainya, di saat ia menyaksikan sendiri Jeonghan seolah kehilangan semangat hidupnya.

"Tidak bisa begini, aku akan mengatur lagi rapat ini sampai kondisi mu baik" ia begitu cemas melihat Jeonghan yang begitu tidak fokus, apa yang sedang terjadi disini pikirnya? Apa Jeonghan merasa tertekan dengan rapat pemegang saham yang akan mereka lewati nanti.

"Aniya, aku baik-baik saja, hanya sedikit gugup, aku ingin semua ini segera berakhir Jun-a, aku ingin pulang kerumahku, aku sudah memikirkan untuk membawa kakek bersama kami saja pulang ke Daegu nanti, biar aku dan Seungcheol yang merawat kakek hingga pulih"

Junhui memandang Jeonghan dengan sendu, bahkan Jeonghan berfikir untuk membawa sang kakek pergi dari kota Seoul. Setidaknya ia masih berharap Jeonghan akan tinggal disini kembali, bersama-sama mengurus perusahaan dengannya...

dan

Meninggalkan Choi Seungcheol jika memungkinkan

'Pria itu masih menjadi bagian dari masa depanmu Jeonghan-a?'

.

.

Jeonghan memasuki gedung perusahaan induk milik kakeknya dengan Junhui yang mendampingi, keduanya disambut oleh Mingyu dan beberapa pemegang saham yang berada disisi sang presdir, Jeonghan membungkuk memberi hormat kepada mereka.

Disudut lain, Nana dan Dojoon menatap sang anak dengan pandangan meremehkan, mereka dan para pemegang saham yang sudah berpihak, meyakini kemenangan yang akan mereka dapat.

Jeonghan menghela nafas lelah melihat orang tuanya

"Ayo Jeonghana" bisik Junhui yang tidak ingin Jeonghan berlama-lama berada disana, apalagi dengan ayahnya yang duduk tidak jauh dari ayah Jeonghan, Junhui menatapnya dengan kecewa, pria paruh baya itu menunduk dalam ketika melihat sang putra sulung. Putra kebanggaannya yang sudah tidak pernah lagi mau berbicara dengannya karena di liputi kekecewaan yang besar.

.

.

Jeonghan duduk di kursinya mencoba untuk bersikap setenang mungkin, berhadapan dengan ayah dan ibunya sebagai lawan tentu bukan hal mudah untuknya, bahkan tidak pernah terpikir sedikitpun. Jeonghan sangat tidak tahan sebenarnya, dia terus menerus menenangkan diri dan mengusapi perutnya, tingkah yang ia lakukan tidak luput dari pengawasan Junhui, pengacara muda itu mengenggam tangan Jeonghan dan menenangkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Tale Of Love Village Man (CheolHan AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang