Stories From The Campsite

1.4K 155 27
                                    

Vote, Komen dan Saran dipersilahkan

.

.

.

Jeonghan terus menepuki punggung Seungcheol yang tengah manja, sesudahnya mereka memainkan sampan, keduanya termasuk teman-teman yang lain memilih beristirahat didalam tenda karena tidak tahan cuaca yang cukup terik, padahal para Seungkwan, Jeonghan, Joshua dan Woozi ingin sekali bermain air, namun memikirkan nantinya keadaan kulit mereka jika memaksakan niat itu segera diurungkan.

Mungkin sebuah kesalahan untuk Moon Junhui, niat hati dia memposisikan tendanya diujung agar bisa melihat langsung tenda milik Jeonghan dan Seungcheol yang terletak ditengah-tengah tenda lainnya, namun bukannya bisa melepas rindu dengan puas melihat Jeonghan dia justru harus menghadapi pemandangan kemesraan pasangan tersebut.

'Sadarlah Jun, Jeonghan sangat bahagia, kebahagiaan yang tidak pernah kau saksikan selama bertahun ini, kebahagiaan yang tidak bisa kau berikan namun dengan mudah diciptakan pria itu' batinnya miris, matanya menatap sendu melihat bagaimana protektifnya Seungcheol memeluk Jeonghan.

'Tapi kenapa rasanya sungguh sulit? Ini sungguh menyakitkan, jika saja ayah dan ibu tidak berkhianat pada presdir Yoon, mungkinkah aku yang ada diposisi Seungcheol-ssi sekarang?'

'Apa jika aku menceritakan semua penyebab ini pada Jeonghan, dia mau datang kepadaku? Haruskah ya tuhan? Haruskah aku menghilangkan senyuman itu? Bolehkah aku menyakiti hati Seungcheol-ssi? Bolehkah aku egois sekali saja? Haruskah?' matanya memandang lurus kearah tenda Jeonghan, ingatannya kembali ke beberapa jam yang lalu saat dengan diam-diam dia menambahkan minyak cabai kedalam mangkuk mie Seungcheol, entah setan apa yang berbisik kepadanya saat itu namun dia menyesal sekarang.

'Kau menyedihkan Moon Junhui'

"Jun Hyeong" panggil suara serak disampingnya

"Wae?"

"Tutup sedikit tendanya, silau sekali" erang Mingyu yang merasa tidurnya terganggu, Junhui tersenyum dan menuruti Mingyu, dia juga memilih untuk tidak memaksakan melihat Jeonghan lagi karena terlalu sakit.

Sementara itu didalam tenda Jeonghan tengah mengusapi perut Seungcheol setelah suaminya itu mengeluhkan rasa panas dan pedas karena Jeolmyeon itu, beruntung Jeonghan membawa obat pereda untuk berjaga-jaga.

"Kenapa tertawa?" tanya Seungcheol saat melihat Jeonghan sedikit terkekeh ketika mengelus perutnya.

"Perutmu sudah kembali keras Cheol tidak seempuk yang sebelumnya, diam-diam kau berolahraga ya?" tuduh Jeonghan hingga Seungcheol tertawa

"Hmmm lalu kau suka yang mana? Keras atau lembut?"

Buk!

Jeonghan memukul perut itu dengan kesal

"Aduh sakit sayang" rintih Seungcheol dengan pura-pura, sebenarnya pukulan Jeonghan sama sekali tidak menyakitkan, Jeonghan kembali mengelus perut itu dengan sayang.

"Jawab!"

Cup

Seungcheol meraih wajah Jeonghan dan menciumnya gemas yang dicium tentu saja merasa semakin kesal karena diabaikan.

"Aku tidak berolahraga sayangku"

"Lalu? Kenapa badanmu rasa-rasanya semakin keras saja?" Jeonghan masih tidak percaya pada suaminya

"Sekarang sudah masuk musim untuk menanam bibit baru padi dan apel, jadi wajar saja jika suamimu ini sedikit lebih berotot, lihat saja Soonyoung dan Seokmin mereka juga sama- jangan lihat mereka ya!!! Lihat aku saja sayang" Seungcheol panik dengan ucapannya sendiri.

A Tale Of Love Village Man (CheolHan AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang