.
.
.
Jeonghan memutar-mutarkan jarinya di atas dada bidang Seungcheol yang sedikit terengah-engah, untungnya walaupun diselimuti rasa rindu yang membuncah, setidaknya pasangan ini masih mengetahui tempat dengan baik untuk tidak bertindak berlebihan.
Keduanya hanya saling berpelukan dan berciuman diatas pondok gelap itu tidak lebih seperti pemikiran liar Seokmin.
"Dingin sayang?" tanya Seungcheol sembari memainkan rambut Jeonghan.
"Tidak" balasnya sedikit berbohong, dia hanya tidak mau Seungcheol memaksanya pulang, lagi pula jika itu masalah kehangatan, dia tentu bisa mendapatkannya dari Seungcheol sekarang juga.
Seungcheol menatap mata Jeonghan teduh dan kembali menciumnya, tubuh Jeonghan terangkat oleh Seungcheol dan berada diatas badan suaminya.
Suara cicitan ciuman basah keduanya seolah menjadi pengiring gesekan daun yang tertiup angin.
Kresek kresek
Jeonghan mengintip mencari suara yang terdengar ditelinganya itu, sementara Seungcheol sibuk mengelus punggungnya tanpa melepaskan ciuman panas itu.
Kresek kresek kresek
Jeonghan semakin terganggu dengan suara-suara aneh itu, dia menghentikan ciuman Seungcheol yang membuat pemilik kebun apel itu tidak rela.
"Cheol kau dengar itu?" bisiknya pelan, Seungcheol menajamkan telinganya baik-baik
Kresek kresek kresek
Drap drap drap
Seungcheol langsung bersiaga dan memeluk melindungi Jeonghan posesif, Jeonghan mencoba mengintip namun dengan cepat Seungcheol menahan tubuh suaminya.
Tapi Jeonghan tentu tidak mau kalah, dia tetap memicingkan mata curiga kearah sekeliling mereka, dan benar saja dari kejauhan didalam kebun dia melihat ada cahaya lampu senter.
"Cheol, kurasa itu pencurinya" Jeonghan berguling pelan menjauhkan diri dari Seungcheol.
Sedangkan Seungcheol sudah panik sendiri, melihat kelakuan suaminya yang entah dari mana sudah memegang batang kayu sebagai senjatanya.
Seungcheol ikut mengendap-endap dengan Jeonghan, kalau benar tebakan Jeonghan mereka adalah pencuri, maka pencuri-pencuri itu pasti akan menuju pondok itu, tempat dimana Seungcheol meletakkan keranjang apelnya, untuk pancingan kata Seokmin.
Maka dari itu dia langsung menarik Jeonghan untuk bersembunyi dibelakang pondok.
'Dua orang! Bagaimana ini?! Kemana perginya Soonyoung dan Seokmin?! Jeonghan bisa terluka karena mereka!' panik Seungcheol menyadari situasi yang dihadapinya.
"Ini dia apelnya" ucap pencuri pertama
"Kau benar, pria pemilik kebun ini sangat bodoh dan naif, dia meletakkan hasil panennya di dalam pondok ini kekekeke dasar bodoh" balas pencuri kedua.
Tangan Jeonghan mengepal keras, raut wajahnya jelas menunjukkan kemarahan karena suaminya dihina, apalagi oleh dua orang pencuri yang sudah membuatnya kesal beberapa hari ini, Jeonghan ingin mengutuk mereka karena sudah membuat warga desa melakukan patroli malam setiap harinya, yang secara langsung mengurangi waktunya dengan Seungcheol.
"Wah lihat apel-apel berkualitas ini! Kita untung besar! Cepat ambil semuanya lalu kita jual di kota yang lain seperti biasa"
"Yak! Bantu aku memindahkannya, beruntung sekali malam ini kita memilih desa kecil ini untuk dicuri, lihat saja para warganya sangat bodoh dan lugu kekeke" kedua pencuri itu sudah semangat untuk menurunkan keranjang apel itu kebawah tanah dengan wajah bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Tale Of Love Village Man (CheolHan AU)
RomanceYoon Jeonghan harus menikah dengan Choi Seungcheol, seorang pria desa pilihan kakeknya jika menginginkan seluruh warisan jatuh kepadanya.