Not An Easy Decision But Not Difficult Either

1.7K 148 51
                                    

Vote, Komen dan sarannya dipersilahkan

.

.

.

"Bibi sedang apa?" tanya Jeonghan kepada wanita paruh baya yang tampak sangat gugup sekarang.

"A-aku tidak melakukan apa-apa" elak bibi Choi, Jeonghan menatap curiga kearah bibi dan berjalan mendekat.

Jeonghan membungkuk dan mengambil ponselnya yang tertinggal diatas sofa "Hmmm, kalau begitu aku akan masuk kedalam kamar dulu" Jeonghan meninggalkan bibi Choi yang masih tampak gugup sendirian diruang keluarga rumah Seungcheol itu.

Blam!

"Sial, aku gagal mencuri nomor kakeknya" gerutu kesal bibi Choi

"suamiku pasti kesal" dia menghentakkan kakinya dan berjalan masuk kedalam kamar

Hanya dia dan Jeonghan yang berada dirumah saat ini, paman Choi pergi bersama atau lebih tepatnya memaksa ikut bersama Seungcheol yang sedang ada urusan dengan pabrik makanan yang sekarang menjadi konsumen tetap dan terbesar kebun apel laki-laki Choi tersebut.

Tadi pagi sehabis mereka sarapan, ponsel Seungcheol berdering, awalnya tentu saja Seungcheol mengabaikannya mengingat kemarin dia baru saja mengangkat panggilan dari seorang wartawan gosip yang membuatnya gugup sekaligus kesal karena mereka menghina Jeonghan.

Jika saja Jeonghan tidak mengecek lagi panggilan yang ternyata dari Lee Minhyuk teman kuliahnya sekaligus manajer pabrik makanan itu, tentu saja Seungcheol tidak akan ada didalam perjalanan menuju kota menemui Minhyuk.

Didalam kamar Jeonghan yang sedang melipat pakaian Seungcheol terus memikirkan kecurigaannya terhadap kelakuan bibi Choi tadi.

"Mencurigakan sekali, kenapa bibi seperti baru tertangkap basah olehku? Apa yang dia lakukan sebenarnya?"

Tring!

Mata Jeonghan melihat sebuah pesan masuk dari Seungkwan

"Kak kenapa paman menyebalkan itu harus ikut dengan kami sih?"

Jeonghan mengingat kembali kejadian beberapa jam yang lalu dirumahnya setelah acara makan pagi yang cukup canggung itu.

Suasana yang agak panas mengingat Seungcheol dan Jeonghan yang terang-terangan membantah ucapan paman dan bibi mendadak menjadi semakin canggung saja setelah Lee Minhyuk menelpon Seungcheol untuk membicarakan pembayaran apel-apel miliknya.

Paman yang awalnya masih mencibir Seungcheol dan menatap tajam suami dari Jeonghan itu, mendadak merubah sifatnya dan memaksa Seungcheol untuk mengajaknya menemui Minhyuk bersama, Jeonghan tertawa sarkas mengingat ucapan paman Choi

"Lebih baik paman ikut, paman lebih berpengalaman mengurus pembayaran seperti ini, jangan sampai kau ditipu oleh mereka, bisa rugi kebun milik ayahku"

Jeonghan mengangguk saat Seungcheol melihat kearah dirinya untuk meminta pendapat, walau sedikit kesal, tapi Jeonghan lebih memilih jika paman mengikuti Seungcheol dari pada dia harus bersama pasangan suami istri itu dan juga tidak mau mengambil resiko yang lebih besar jika harus membiarkan keduanya berada dirumah mereka sementara dia sendirian, mengingat apa yang sudah dilakukan paman dan bibi semalam walaupun tidak berhasil.

"Biarkan saja, aku risih jika paman ada didekatku Kwan"

Jeonghan juga sudah menceritakan kerisihannya kepada Seungkwan terhadap kelakuan pasanga itu terutama paman Choi, tentu saja dia meminta pemuda itu merahasiakan semua ini dari Seungcheol demi menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

A Tale Of Love Village Man (CheolHan AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang