Pain And Shocking Facts

1.5K 153 37
                                    

.

.

.

Gak tau dan gak bisa berkata-kata lagi dengan kalian yang masih setia nungguin cerita ini di-update. Aku bener-bener minta maaf yang sebesar-besarnya karena terlalu sering lama update dan ingkar janji, gak lagi-lagi nulis cerita baru sementara cerita lama belum ditamatin.

Tolong maafin penulis yang masih belum bisa ngatur waktu antara  dunia kerja dan dunia menulis ini, kedepannya sebisa mungkin aku akan update  cerita ini tidak terlalu lama.

.

.

.

Vote, Komen dan Saran sangat dipersilahkan untuk menyemangati penulis ini

Tidak ada pembelaan mengenai ucapan kasarnya kepada sang suami, Jeonghan tahu benar dia sudah menyakiti bahkan mungkin menyinggung perasaan suaminya, tapi dia benar-benar kelelahan sekarang, tubuhnya dibuat shock berkali-kali dengan semua yang ter...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada pembelaan mengenai ucapan kasarnya kepada sang suami, Jeonghan tahu benar dia sudah menyakiti bahkan mungkin menyinggung perasaan suaminya, tapi dia benar-benar kelelahan sekarang, tubuhnya dibuat shock berkali-kali dengan semua yang terjadi beberapa hari ini, perkerjaan dan tanggung jawab yang mendadak harus dipikulnya benar-benar membebani fisik dan mentalnya.

Jeonghan bukannya tidak menyadari kondisi kesehatannya jelas menurun, kepalanya selalu pusing, dia menahan sebaik mungkin rasa mual dan pahit dimulutnya agar mereka bisa berfokus terhadap pekerjaan yang datang tanpa henti.

Demi tuhan jika boleh memilih, Jeonghan benar-benar ingin pergi dari kota ini dan kembali kedesa kecilnya bersama Seungcheol dan membawa sang kakek jika memungkinkan.

Tapi semua itu mustahil untuk dilakukannya setidaknya sekarang.

Jeonghan berpura-pura tidur dan menutup matanya saat Seungcheol kembali setelah mengeluarkan makanan tersebut, secara perlahan berjalan pelan masuk kedalam kamar dan duduk disampingnya.

Dia tahu kesalahannya

Tapi kenapa Seungcheol menjadi korban perubahan moodnya?

Tapi bisakah Jeonghan membenarkan sedikit saja dirinya untuk saat ini? Semuanya benar-benar diluar kehendaknya, bahkan sama sekali tidak pernah ia inginkan demi apapun.

Yang dibutuhkannya sekarang memang benar-benar bukan makan, dia butuh berbaring, beristirahat dan melupakan sejenak semua persoalan yang telah terjadi, mungkin tertidur dipelukan suaminya adalah yang paling diharapnya saat kembali ke kamar mewah ini.

Tapi bisakah dia mendapatkan pelukan itu malam ini setelah ucapan kasarnya pada sang suami?

Dia tidak berani berharap terlalu banyak, Jeonghan bisa merasakan ranjangnya sedikit bergoyang, Seungcheol sudah berbaring disebelahnya, dia memunggungi Seungcheol sekarang, Jeonghan mendengar suara tombol lampu yang dimatikan oleh Seungcheol, perlahan dia membuka matanya dan mendapati kamarnya sudah gelap.

A Tale Of Love Village Man (CheolHan AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang