Jangan lupa Vote dan komen, serta sarannya
.
.
.
Jeonghan sungguh tidak bisa berkata-kata melihat kelakuan manja suaminya ini, sejak bangun tidur sampai sekarang, dia sedang berusaha memasak sarapan untuk mereka setelah mengingat belum ada satupun makanan yang masuk setelah kejadian petang hari kemarin.
"Cheol, aku sedang memasak sekarang, lepas dulu ya" pinta Jeonghan dengan sabar kepada pria yang sedang bergelayut manja dilengannya.
"Tidak mau hiks...hiks..." dan sungguh respon yang diberikan Seungcheol malah membuat kepalanya semakin pusing saja, alih-alih menurut seperti biasanya, Seungcheol malah merengek dan menangis, Jeonghan sungguh tidak habis pikir bagaimana air mata pria ini masih banyak setelah menangis berjam-jam tanpa berhenti semalam?
Jeonghan ingin memarahi Seungcheol, tapi mengingat jika dialah yang memilih membuat Seungcheol menangis sampai mengalami demam ringan, membuatnya bungkam tidak bisa berkata apa-apa.
Ya
Seungcheol demam sekarang, Jeonghan sungguh tidak habis pikir bagaimana bisa Seungcheol meniru kebiasaannya untuk sakit setelah menangis? Apa karena ikatan mereka yang semakin menguat sebagai pasangan? Entahlah.
Yang jelas Seungcheol dalam mode anak anjing sekarang, dan Jeonghan sebagai pemiliknya kebingungan karena tulang yang biasa ia lemparkan tidak di indahkan oleh anak anjingnya ini.
"Jangan menangis ya, aku hanya ingin membuatkanmu bubur" Seungcheol kembali menggeleng, kembali terdengar suara isakan tangisnya dirumah itu.
"Masak saja, aku tidak akan menganggumu"
'Tapi aku tidak bisa bergerak karenamu Seungcheol!' Jeonghan menggigit bibirnya gemas melihat Seungcheol sekarang, bibir suaminya mulai bergetar dan hidungnya kembali memerah serta air mata yang terjatuh dengan mudahnya itu.
'Sabar Jeonghan, ini salahmu sendiri'
Jeonghan kembali meraih bahan masakannya setenang mungkin, dia tahu jika ia menarik tangan melepaskan diri dari Seungcheol sekarang, suara tangisan yang lebih besar akan terdengar dipagi hari mereka yang Jeonghan masih harapkan tenang ini.
Tentu tidak masalah jika hanya harus mendengarkan suara tangisan, tapi jika yang menangis Seungcheol hatinya menjadi sakit.
Beruntung Seungcheol yang menyadari suaminya kesulitan bergerak langsung melepaskan rangkulan tangannya, Jeonghan tersenyum merasa lebih bebas sekarang, namun kebebasan itu tidak berlangsung lama.
Dia cukup terkejut mendengar suara kursi yang ditarik dan
Grap
Seungcheol yang sudah duduk dikursi langsung memeluk pinggang Jeonghan dengan manja, menempatkan kepalanya diperut Jeonghan, sang suami terperangah melihat pria yang sedang meredakan tangisan dan menyedot ingus itu.
'Keurae lakukan apa maumu'
Jeonghan kembali melanjutkan acara memasaknya, ya setidaknya kedua tangannya sudah bisa digunakan dengan bebas sekarang, walaupun sebagai ganti langkahnya dibatasi.
Sesekali dia melirik Seungcheol yang entah sedang melihat apa sekarang, mungkin masakannya, merasa gemas Jeonghan sesekali juga memberikan ciuman dipucuk kepala prianya itu, setidaknya memberikan senyuman kecil diwajah Seungcheol setiap kali ciuman itu mendarat.
.
.
Seungcheol sudah duduk rapi dan tenang saat Jeonghan sedang meletakkan sarapan mereka dia atas meja, tidak terlalu lengkap, hanya dua mangkuk bubur dan Kimchi sebagai pendamping, nanti siang Jeonghan baru akan memasak masakan lengkap untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Tale Of Love Village Man (CheolHan AU)
RomanceYoon Jeonghan harus menikah dengan Choi Seungcheol, seorang pria desa pilihan kakeknya jika menginginkan seluruh warisan jatuh kepadanya.