Those Who Want To Destroy Our Family

1.6K 167 15
                                    


.

.

.


Jeonghan menyetujui apa yang dikatakan sahabatnya, tempat yang mereka datangi untuk menginap memanglah sangat indah dan menyejukkan hati, tapi entah kenapa terlalu ramai pada hari itu, Jeonghan hanya bisa menatap datar para murid-murid yang menggunakan seragam berada diberbagai sudut tempat.

"Sepertinya ada sekolah yang juga memilih tempat ini sebagai trip sekolah" ucap Junhui menjelaskan.

"Hyeong, kita menginap dimana?"

"Ahh, ayo ikut aku, ayo Han" Junhui berjalan sembari menggandeng tangan Jeonghan dibelakangnya.

'tapi kenapa harus aku yang membawa koper-koper ini?' batin Mingyu melihat 3 koper yang ditinggalkan begitu saja oleh Jeonghan dan Junhui.

Junhui akhirnya mendapatkan 2 kamar kosong yang tidak jauh dari lokasi wisata tersebut setelah berkeliling kesana kemari karena kamar dipenginapan yang lain sudah disewa oleh sekolah yang berasal dari kota Daegu.

Setelah puas berjalan-jalan dengan tentunya paksaan dari Junhui dan Mingyu, akhirnya Jeonghan bisa melepaskan diri dari keduanya dengan alasan hari sudah malam dan ia ingin beristirahat.

Tapi setelah mencoba beberapa kali, Jeonghan gagal untuk tidur karena tidak mengantuk, dia memutuskan berjalan-jalan disekitar taman penginapan.

Jeonghan mengeratkan cardigan biru miliknya karena angin yang berhembus dimusim semi itu

'Andai aku bisa kesini dengan Kangjoon hyeong pasti akan menyenangkan'

'disini sangat indah Kakak, apa kau pernah mendatangi tempat seperti ini sebelumnya?'

'Aku kesepian, aku merindukanmu'

'Tidak bisakah kau kembali untukku?'

Jeonghan menangis sesegukan mengenang kehadiran Kangjoon, waktu sudah sangat malam, walaupun dari jauh terdengar riuh suara tawa sepertinya rombongan murid-murid itu, tetap saja ditempat Jeonghan sedang menangis adalah tempat yang sepi, tangisan lirih Jeonghan terbawa oleh hembusan angin hingga sampai kependengaran seorang pria.

"Siapa itu?!" pekik suara diseberang karena terkejut, Jeonghan yang mendengarnya menjadi lebih terkejut, ia menghentikan tangisannya karena rasa malu.

"A-apa kau hantu?!" Jeonghan berakhir kebingungan dengan pertanyaan tidak masuk akal itu.

'Apa kau pikir hantu akan menjawab pertanyaanmu? Dan apa-apaan logat kental itu?'

Jeonghan dan sosok yang entah dimana itu lama terdiam "A-apakah kau ibu?" tanya kembali pria itu, dahi Jeonghan mengerut bingung, dia seorang pria, bagaimana bisa pria yang entah dimana keberadaannya itu mengganggapnya ibu? namun belum sempat dia membuka mulut untuk membalas, pria itu kembali memotong ucapannya.

"Jangan dijawab! Bi-bisakah aku menganggap kau adalah ibuku?" Jeonghan berusaha mencari asal suara itu

'Sepertinya dari balik tembok pagar itu'

"Aku anggap kau setuju" Jeonghan berjalan mendekati tembok itu, begitu pula sosok pria itu.

"Ibu, aku merindukanmu dan ayah" Jeonghan menangkap getaran kesedihan dari suara lirih yang mulai berbicara.

"Bagaimana keadaan kalian disana? Apa sangat indah?"

"I-ibu kenapa tidak mendatangi mimpiku? Aku sungguh merindukanmu" air mata Jeonghan kembali menyeruak mengingat Kangjoon yang juga sangat dirindukannya

A Tale Of Love Village Man (CheolHan AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang