*Pulau Tengkorak*
SETELAH berlari cukup lama, Sigung pun kembali ke tempat penduduk asli itu. Sigung harus mengendap-endap dan menenangkan deru napasnya sehabis berlari tadi.
Ternyata tempat itu cukup luas. Sigung lupa di mana Poi dikurung karena hari sudah gelap. Bahasa yang digunakan mereka pun berbeda. Jadi, Sigung tidak tahu apa yang mereka bicarakan dan tidak bisa menggali informasi dari perbincangan penduduk itu.
Tapi, telinga Sigung menangkap bahasa yang sama dengannya.
Saat Sigung mendengar percakapan mereka, nampaknya mereka berusaha untuk kabur dan ini dia! Poi terlibat dalam pembicaraan mereka dan sepertinya temannya itu tidak bisa diajak kerjasama.
Sigung pun harus masuk ke semak-semak agar bisa melihat di manakah orang yang membicarakan Poi. Pasti Poi tidak jauh dari situ.
Saat matanya fokus memperhatikan kurungan-kurungan besar itu, nah ketemulah apa yang dicarinya.
Poi sedang terduduk sambil merangkul kedua kakinya. Wajahnya yang murung sangat menggambarkan perasaan di hatinya. Sigung pun mencari cara agar bisa menjangkau Poi.
"Psst! Poi!" panggil Sigung dengan berbisik sangat pelan.
Poi pun celingak celinguk mencari sumber suara, tapi tidak ada yang memanggilnya. Saat dia melihat orang yang melemparnya dengan batu dan kain, mereka sedang berbincang bersama bukan memanggil dirinya.
"Poi! Di belakang Poi. Ini Sigung!" panggil Sigung sekali lagi.
"Sigung~poi!" ucapnya berbinar menemukan orang yang dikenalnya.
"Shtt! Jangan teriak nanti ketauan, Poi hadep depan aja sambil dengerin Sigung ya. Sigung mau jelasin rencana buat bebasin Poi."
"Ohh, bukan Sigung yang bikin Poi kekurung disini~poi?" tanya Poi yang ikut berbisik.
"Ya, bukanlah. Sigung bangun tiba-tiba Poi ilang. Bikin jantung lompat aja."
"Ohh, jantung Sigung bisa lompat-lompat, ya? Jago banget jantungnya~poi."
"Gak gitu konsepnya, bambang."
"Pertama, tadi Poi dikasih kain kan sama dua orang yang disitu?"
"Iya~poi, kok Sigung tau~poi."
"Tadi, gak sengaja nguping mereka ngomong. Nah, pake maskernya dulu."
"Caranya~poi?"
"Ya ampun, ya udah nanti kalau ngomong sama mereka tutup mulut Poi pake maskernya, ok? Biar gak pada pingsan."
"Oke~poi!"
"Kedua, mereka yang kasih masker ke Poi mau selametin Poi dari sini. Jadi, nanti malem waktu penjaga tidur Poi keluarin bau mulut Poi biar penjaganya pingsan. Nanti Sigung juga kentut pelan-pelan. Biar gak ketauan kentutnya dari mana," kata Sigung menjelaskan dengan suara pelan.
"Oh gitu, oke~poi. Tapi kenapa gak sekarang? Poi bisa kentut kapan aja."
Sigung pun terus menjelaskan semuanya ke Poi dengan sabar. Perawakan Poi memang sudah remaja, tapi otak dan tingkah lakunya masih kekanak-kanakan. Sigung pun baru menyadarinya saat perbincangan mereka tadi.
Setelah menjelaskan semua rencananya, Sigung pun pamit sebentar dari situ untuk pergi ke tempat Ajudan dan kapten bajak laut itu berada. Sigung menjelaskan siapa dirinya dan rencana yang dia dan Poi telah susun. Otomatis Ajudan dan sang Kapten setuju dengan rencana Sigung.
Tapi, tiba-tiba satu orang dikeluarkan dari sel untuk disantap penduduk itu. Suara isak tangis pun semakin kencang dan menyebabkan semua orang bergidik ngeri.
Orang itu diseret keluar dengan paksa, lolongan teriak ketakutan menghiasi sore itu. Semua orang tampak gemetar dan terus berharap agar mereka tidak mendapat giliran.
***
Menjelang malam, helaan napas terdengar dari masing-masing kurungan.
Orang yang baru saja menjadi korban, menunda giliran mereka semua malam itu untuk disantap. Mereka bisa bernapas lega untuk sementara waktu, setidaknya sampai besok. Lain cerita dengan Kapten, Ajudan dan Poi.
Mereka tampak sibuk memperhatikan setiap penjaga yang menguap dan mulai mengantuk karena kekenyangan. Saat mereka mengambil posisi wenak alias PW, terlelaplah para penjaga. Mereka sangat percaya diri bahwa tawanan mereka tidak akan bisa kabur walaupun mereka tertidur.
Celah sudah siap dan inilah saatnya mereka beraksi.
Kapten dan Ajudannya sudah mempertebal masker mereka dan memberikan aba-aba ke Poi tanda sudah siap.
Dengan suara kentut yg lembut & senyap, tuuuut. Sigung pun sudah melancarkan aksinya. Orang-orang pedalaman yang menjaga di luar kerangkeng tawanan sudah pingsan semua karena bau kentutnya yang luar biasa.
Memastikan setiap orang sampai kepala penduduk sudah pingsan, Sigung langsung menuju tempat Poi, Ajudan dan Kapten Janggut Hitam dikurung.
Tapi sepertinya, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Poi menjalankan tugasnya dengan baik. Ternyata, Ajudan dan Kapten membuat teropong dari lembaran daun untuk memfokuskan bau mulut Poi di satu titik.
Jadi, tidak semua orang pingsan karena bau mulutnya hanya para penjaga saja. Mereka pun bergegas membuka kurungan itu, tak hanya kurungan mereka saja tapi seluruh tawanan mereka bebaskan.
Selesai dengan rencana pertama, mereka pun lari secepat mungkin keluar dari kawasan itu. Berharap mereka bisa segera menaiki kapal besar yang Poi karamkan waktu itu.
Namun, rencana mereka tidak semulus itu.
Ternyata ada pasukan khusus yang tidak berada di kawasan Sigung beraksi tadi.
Mereka baru saja pulang dari perjalanan mencari mangsa dan tidak terkena bau kentut Sigung dan Poi. Mereka sebagai pasukan pengaman bergegas mengejar pembuat onar dan berusaha menangkap semua tawanan kembali.
"Sigung, gimana ini~poi?!" tanya Poi yang mulai panik.
"Lari, Poi!"
Aksi kejar-kejaran pun berlangsung dramatis.
Sang kapten dan Ajudan yang sudah pernah dikejar penduduk itu berhasil melewati gelapnya hutan dan menghindar dari lemparan tombak mereka.
Sedangkan Poi masih sangat kewalahan.
Para pasukan semakin dekat dengan Poi. Sigung, Ajudan dan bajak laut sudah mendahuluinya di depan. Tiba-tiba dalam keadaan terdesak perut Poi berulah.
Aduh gak pas banget, sih~poi. Masa sekarang banget bokernya.
Poi lagi dikejer juga~poi, kata Poi merutuk dalam hati.To be continued
***Siapa yang punya perut kayak gini??
Enaknya diapain ya nih, perut?🙄***
Btw, gaes! Author lagi ikut Spring Chronicles Cover Contest.✨
Mohon supportnya yaa:)) tolong ramein dengan vote dan komen di cover no. 28 dan 29🙂
Yang belum vote di keduanya tolong divote, ya! Yang sudah vote dan komen terima kasih buanyak-buanyak!😆🙏✨
https://www.wattpad.com/story/312833493?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_reading&wp_page=reading&wp_uname=Fluffviannnnn&wp_originator=lhX5tkUerEO1S9cRtIF%2BnmHGWgulm0jQfTjwLzULoC3fukimiqVdQgGEz6GYXV7fIppmRYZzosp1zuC%2Bd3VpTJVXIZb8OX9R4Asw8hqFmmNLvUlg3C6t7WldQn2v2Eo3
(Semoga bisa dipencet ya linknya, kalo gak bisa liat komen ya:))
@WattpadFanficID
KAMU SEDANG MEMBACA
POi the Legend
Teen FictionUdah bau, dekil, jelek, o'on, hidup lagi! Begitulah kesan pertama semua orang yang bertemu dengannya. Berbekal otak sebesar kacang hijau, tampang bloon, bau (yang amat sangat) tak sedap dan daki setebal 5 cm ditubuhnya bocah ini akan memulai petua...