*Pulau Kabut*
Biasalah kalo masalah makan, pasti cacing sama naganya mulai berulah, tuh. Intinya, pasukan tidak perlu menunggu lama-lama. Barusan dibahas sebentar, wooosh, duo sekawan sudah duduk manis di depan mereka.
Pantang absen makanan wenak, jadi motto hidup baru Poi. Flip yang sudah kenyang melihat dua makhluk ini makan, memilih jalan santai di belakang. Dengan wajah memelas dan terkesan innocent, mereka langsung menengadah kedua tangan mereka. Mana pada ileran lagi.
Emaknya ngidam gak dipenuhi apa? Tapi, berhubung urat malunya pada putus, sebodo amatlah, ya. Tanpa ba-bi-bu mereka pun langsung melahap makanan yang sudah dikasih.
"Gile, nih bocah. Itu perut apa gentong? Masa kagak kenyang-kenyang?" pikir pedagang palsu.
Sesuai rencana di awal obat tidur yang sudah diracik bersama bumbu daging tersebut mulai melancarkan aksinya.
"Nyam. Hoamm, kenyang juga. Ngung, kok mata Poi jadi berat banget~poi?" tanya Poi yang sudah tidak mampu melek lagi.
"Makanya, hoam ... Jangan terlalu menikmati makanannya," jawab Sigung yang juga setengah sadar.
Selang 5 detik kemudian ... Gubrak! Ambruklah mereka berdua karena obat tidur, malah makin pulas karena perut mereka terpuaskan laparnya.
"Ah! Kita berhasil!" kata salah satu pedagang palsu sambil mengepalkan tangannya ke udara.
"Gak nyangka, bakal berhasil!" sahut yang lain dengan suara tertahan.
"Udah buruan, bungkus!"
"Gue juga mau ya, 2 bungkus bawa pulang!"
"Gak usah bercanda! Lu kira sup daging?"
Pasukan yang ada di tim ini begitu senang. Siapa sangka mereka berhasil? Ternyata restu emak masih melekat pada nasib hidup mereka. Tanpa basa basi, mereka langsung membawa duo sekawan ini ke markas. Untung Flip tidak tertangkap karena berjalan dibelakang ditambah kakinya yang kecil membuatnya jalan semakin lama. Tapi, Flip menyaksikan kejadian itu dibalik semak tebal dan mengikuti pasukan ini, duo sekawan dimasukan ke keranjang besar dan dibungkus kain hitam agar penduduk pulau itu tidak bisa melihat isi keranjangnya. Sesampainya di markas ...
"Ndan, bocah tengil itu berhasil kami tangkap!" lapor kepala pasukan dengan percaya diri.
Semua pasukan senang bukan main. Ada yang sampai terharu dan berpelukan satu sama lain. Sebegitu tertekannya mental mereka ini saat menghadapi bocil yang tidak jelas asal usulnya dan mengganggu pasukan ekspansi ini. Ekspresi komandannya juga berubah total, seperti dapat hadiah kenaikan pangkat, mimik mukanya berseri-seri, matanya berbinar-binar antara bangga sekaligus lega.
"Tepuk tangan buat pasukan ini! Mulai hari ini kepala pasukan akan naik jabatan menjadi komandan regu dan kalian berlima akan diberikan cuti selama 2 minggu!" kata komandan besar sebagai penghargaan ke pemimpin kelompok itu.
Akhirnya, mereka bisa tidur nyenyak. Nyamuk pengganggu pulau ini sudah ditaklukan dengan susah payah, bukan? Karena itu, mereka perlu rehat sebagai apresiasi untuk mereka semua. Ada yang memilih untuk tidur karena tepar, ada yang makan-makan, dan ada juga yang menari. Pesta-ria!
Flip yang melihat dari jauh, bingung bagaimana cara untuk melepaskan temannya karena dijaga ketat. Saat pesta pun penjagaan tetap sama ketatnya. Flip menunggu sampai malam tiba. Sudah dingin, cuaca lagi tidak bersahabat lagi. Hujan turun cukup deras malam itu dan membuat Flip basah kuyup walau sudah bersembunyi di semak-semak. Kini tubuhnya menggigil sampai giginya begertakan.
"Brrr, gimana nih? Aku takut, kangen papa. Kangen Kakak Poi sama Sigung juga," gumam Flip yang menitikan air namun tersamarkan dengan air hujan.
Tiga jam kemudian hujan mulai mereda, kabut kembali menebal menutupi area ini, jarak pandang wilayah ini semakin terbatas. Flip yang ketiduran pun terbangun, walau sudah terbiasa dengan kabut, dia tetap sulit melihat dalam jarak pandang yang minim ini, apalagi saat tengah malam. Biasa malam-malam begini, papanya selalu membuatkan minuman hangat dan melarangnya keluar rumah.
"Dingin, brrr! Coba ada daun selimut, pasti anget tuh! Kok idung Flip gatel?"
"Ha-Hachiii! Hachiii ... Hachiii! Aduh kok gatel banget sih idung aku?"
Suara ini membuat penjaga yang masih terjaga langsung mencari arah suara. Banyak rekan-rekan yang teler sehabis pesta dan tertidur pulas, sehingga tidak mendengar suara bersin Flip. Tapi ...
"Hatchii! Aduh, nanti pasukannya denger," pasukan tersebut menoleh dan berlari ke arah kanan.
"Hatchiii! Aduh stop dong bersinnya!" gumam Flip mulai panik.
Pasukan yang mendengar kaget karena sekarang arah suaranya di posisi berlawanan, sisi kiri. Pasukan itu kembali mengejarnya.
"Hatchiii! Aduh matilah aku, gimana nih biar stop?" kata Flip yang kelabakan.
Sementara itu,
"Kok sekarang suaranya ada dibelakang kita sih? Perasaan tadi di kiri?""Bukan woe, tadi tuh di kanan. Kuping lo cuma pajangan?" sahut rekan yang lain.
"Gak tau, tadi tuh emang ada di kanan sama kiri!"
"Nah, ini beneran peang. Makanya tuh kuping jangan jadi cantolan panci. Bersihin dulu sono, siapa tau kemarin masih ada sisa jambannya," kata rekannya yang lain.
Pasukan - pasukan ini jadi kelimpungan. Asal suara bersin itu seakan-akan pindah dari tempat awal.
"Jadi, mana yang bener sih? Orang tadi pas di cek kanan sama kiri kagak ada orang! Masa orangnya udah kabur tapi gak ada suara jejak kaki?" tanya seseorang yang ikutan nimbrung.
"Woe, jawab gue!" semua orang malah garuk-garuk kepala, karena memang membangongkan.
"Hatchi!!"
"Woe depan, woe!"
Kejadian ini terus berulang sampai-sampai pasukan penjaga kecapean. Merasa di prank dan heboh sendiri mereka pun memilih untuk rehat sebentar karena bengep alias kehabisa napas setelah lari-lari terus.
"Lah, kok aku disini? Ini dimana ya?" tanya Flip yang malah bingung sendiri.
"Perasaan tadi deket semak-semak keranjang kakak Poi sama Sigung deh ini kok ada pohon gede. Ih pusing ini dima- Hatchii!"
To be continued
***
Hayoloh si Flip kenapa tuh? 😏😀
Apakah Flip jatuh sakit dan bisa nyelamatin Poi dan Sigung?Salam,
Author ketjeh😎
KAMU SEDANG MEMBACA
POi the Legend
Teen FictionUdah bau, dekil, jelek, o'on, hidup lagi! Begitulah kesan pertama semua orang yang bertemu dengannya. Berbekal otak sebesar kacang hijau, tampang bloon, bau (yang amat sangat) tak sedap dan daki setebal 5 cm ditubuhnya bocah ini akan memulai petua...