59| Ngamuk, Bos?

46 17 27
                                    

*Pulau Kabut*

Akibat kabut tebal setelah hujan, penjagaan menjadi kurang ketat karena jarak panjang otomatis memendek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akibat kabut tebal setelah hujan, penjagaan menjadi kurang ketat karena jarak panjang otomatis memendek. Ini kesempatan untuk Poi dan kawan-kawan kabur menjauhi penjara ini. Mereka mengikuti arahan Flip melewati jalan yang aman dari penjaga. Mereka harus bergegas karena sebentar lagi matahari terbit dan kabut akan menipis. Ditambah, keberadaan mereka yang hilang akan membuat geger pasukan yang kemarin menangkap mereka. Mereka pasti akan sangat gencar mencari Sigung dan Poi.

"Haduh, bentar~poi. Poi capek banget nih! Hosh, hosh!"

Krukk! Alarm perut Poi mulai berisik.

"Laper~poi."

"Kakak Poi, kita harus cepet ke desa yang ada penduduknya. Biar kita bisa sembunyi, kalo kita berhenti tengah jalan, bakal bahaya kalo ketangkep pasukan itu lagi," kata Flip yang lelah juga saat itu.

"Nih, bentar gue nemu sesuatu disini. Nah, ada pare liar! Makan dulu, biar perutnya gak berisik," ujar Sigung sambil memetik beberapa pare.

"Ayo kakak, sambil jalan makannya," kata Flip.

Mereka pun melanjutkan perjalanan sambil ngemil pare liar yang rasanya pahit, sepahit kenyataan hidup ini.

"Huwek! Pait banget! Makanan paling gak enak di dunia!" seru Poi tak puas dengan hasil panen Sigung dan memasang wajah mual.

"Halah, belagu! Biasa Poi makan lumpur diseruput juga!" sahut Sigung yang ada benarnya juga.

Langit mulai berubah warna menjadi biru terang dengan sembrutan cahaya jingga yang merambat. Kepulan asap pun mulai terlihat pertanda keberadaan desa juga sudah dekat. Mereka bertiga pun menghembuskan napas lega karena kekhawatiran mereka tidak terjadi. Sepertinya pasukan kemarin belum sadar kalau ada yang hilang dari hasil tangkapan mereka.

***

Di markas para pasukan ...

Sinar mentari pagi ini sungguh berbeda, cerah memberikan kehangatan yang lembut, seakan-akan tau perasaan bahagia si komandan besar. Malam itu, komandan tertidur pulas. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, baru kali ini tidurnya senyenyak itu. Wangi tanah bekas semburan hujan dan udara sejuk membuatnya semakin tenang.

"Komandan besar, lagi seneng hari ini. Pasti gara-gara kemaren kita berhasil nangkep makhluk-makhluk itu kan?" kata salah satu asisten komandan besar.

"Yah bisa dibilang gitu. Kemarin gue mimpi indah, dipuji di depan seluruh pasukan oleh jenderal. Terus dikasih tanda kehormatan, sama dinaikin pangkat. Cakep bener dah," cerita komandan besar yang kesemsem dengan mimpinya sendiri.

Tapi momen indah ini akan berubah, kalo dia tau apa yang sudah terjadi subuh tadi. Kasihan. Biarkanlah si bos menikmati indahnya dunia ini meski sebentar.

POi the LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang