*Pulau Tengkorak*
BELUM selesai teriak, peringatan bajak laut itu langsung dipotong sama beberapa bajak laut senior yang memang terkenal angkuh.
"Halah, bajak laut kecil kek lo bisa apa, hah?! Tangkap ikan teri aja gak mampu, ahahaha. Gak usah ditanggepin!"
"Jangan bikin image bajak laut jelek. Ngerti gak lo?! Bajak laut tuh gak kenal takut, kejam, bengis, kuat, bahkan badai laut aja gak bisa bikin kita ciut. Inget! Jangan bikin image bajak laut yang perkasa jatuh gara-gara bajak laut kecil kayak lo!" sahut bajak laut yang lain.
"Betul, nggak?"
"YOI ... YOI ... HU ... HA ... HU ... HA!" teriak bajak laut lainnya bersamaan, suaranya menggema di muara Pulau Tengkorak.
"Kalo lo sama ginian aja langsung ciut, udah pensi (pensiun) aja.
Bikin malu!""Ya udah gini ya, gue udah ingetin. Serah lo pada mau denger kek, mau jadi kambing congek kek. BODO AMAT, gue gak peduli. Gue punya kalimat yang cocok buat lo 'song itu lagu, songong itu belagu!' Kuy, cabut! Gak tau apa-apa kok belagak." Kata bajak laut itu langsung melengos keluar ajang rumpi itu.
"Halah, dasar bajak laut ingusan. Harusnya gue yang ngomong gitu!"
"Udah biarin aja. Gue penasaran sama isinya nih, buka kuy!"
"Lah, dimana bungkusnya?"
"Di gua! Sini ikut gue!"
Mereka pun beramai-ramai menuju gua, kecuali bajak laut yang pertama. Mereka langsung kabur terbirit-birit dengan anak buahnya dengan gaya yang pura-pura cool. Padahal keringat dingin juga.
Kejadian beberapa waktu yang lalu itu masih membuatnya merinding, tak hanya dia, anak buahnya pun demikian.
"Dasar, jadi pengecut kok bangga.
Jadi bajak kecut saja sekalian ahahaha," seluruh bajak laut menghina bajak laut yang cabut tak ingin berurusan dengan bungkusan itu."Mana awak yang pingsan itu, seret dia kesini!" perintah ketua perkumpulan.
Si awak kapal yang tertinggal di kapal itupun diinterogasi dan diminta untuk menceritakan kemana tuan dan rekannya pergi. Panjang lebar dia bercerita tapi hanya raut bosan dan tidak tertarik saja mereka tunjukan. Seakan-akan cerita ini hanya bualan belaka.
Selesai bercerita, semua bajak laut bukannya percaya dan takut, malah tertawa terbahak-bahak.
Ada yang tertawa sambil menangis, meringis perutnya sakit hingga tak bisa bersuara lagi. Lelucon macam apa ini?
Ketua perkumpulan itu memerintahkan si awak kapal untuk membuka bungkusan itu. Tak disangka, awak kapal tersebut langsung kabur terbirit-birit, tak peduli dengan bajak laut lain yang melihat kekonyolan itu.
Anak buah bajak laut lain pun menangkapnya dan memaksa dengan ancaman pedang.
"Buka atau kamu di bunuh!" ancam si ketua.
To be continued
***Heem, heem!
Pantun time😗Hujan-hujan, listrik mati⚡
Abis hujan tanahnya basah🌧️
Ehey, kamu yang ngerasa baik hati❤️
Like, share, komen gratis masa susah? 😳Yang sudah support, terima kasih puol, rek! POi siap menghibur kalian di episod berikutnya! Stay tune! 😄🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
POi the Legend
Ficção AdolescenteUdah bau, dekil, jelek, o'on, hidup lagi! Begitulah kesan pertama semua orang yang bertemu dengannya. Berbekal otak sebesar kacang hijau, tampang bloon, bau (yang amat sangat) tak sedap dan daki setebal 5 cm ditubuhnya bocah ini akan memulai petua...