*Pulau Apung*
Mereka berdelapan sudah berada di kapal. Kali ini segala persiapan keberangkatan mereka dibantu sepenuhnya oleh penduduk Pulau Apung. Mulai dari makanan, peralatan makan dan mandi, serta beberapa pakaian hangat. Yang paling penting, tempat raja mereka beristirahat disusun sempurna. Perfecto! Bloo yang awalnya tidak ingin meninggalkan Pulau Apung akhirnya ikut walaupun sedikit dengan berat jantung.
Dia pun menyerahkan semua urusan istana dan kesejahteraan penduduk ke asistennya dan mau menjadi rekan Poi. Dia percaya asistennya mampu mengelola dan merawat Pulau Apung dengan baik karena telah berada di sisinya selama hampir seabad lamanya. Lagipula penduduk mereka sangatlah ramah dan baik. Pasti hanya sedikit masalah yang terjadi di antara mereka dan yang paling penting, mereka bis diandalkan.
"Gile, baru kali ini gue liat persediaan makanan kita penuh sampe kurang tempat," kata Kapten dengan mata berbinar.
"Ngapain kita bawa segini banyak? Kapal gak kelebihan muatan nih?" tanya Sigung yang justru khawatir dengan isi kapal yang membengkak.
"Ehey, santuy aja, Gung! Kalo lagi hoki juga biasa penuh barang," kata Ajudan meyakinkan Sigung.
"Tenang aja, Gung! Kita punya perut gentong yang siap menampung makanan segini banyak," kata Kapten sambil melirik ke arah Poi.
"Grrr. Kenapa sih, gue harus ikut!"
"Kaget ayam! Elah ngagetin aja!" latah Neng kagetan.
"Landak, sabar, landak~poi! Jangan marah-marah, kan udah tua~poi!" kata Poi sambil menepuk-nepuk kepala Bloo menenangkan.
"Grrrr. Kurang ajar! Gue bukan landak, ingusan! Lo kira gue masih gak marah sama lo apa anak ingusan?! Lagian gue masih muda! Singkirin tangan lo! Emang sopan nepok-nepok pala yang lebih tua?" teriak Bloo makin geram.
Krek! Bunyi tulang encok, nih.
"Aduh, pinggang gue berantakan. Grrr! Dasar bocah!" gerutu Bloo tak habis-habis.
"Kan, apa Poi bilang udah tua~poi!" seru Poi sambil memeletkan lidahnya saking semangatnya meledek Bloo.
"Grrr! Argh! Dasar kurang ajar, bocah gak ada otak! Sini lo!" Bloo pun digelapkan oleh amarah karena ulah si Poi. Belum berangkat saja sudah riuh ricuh begini. Gimana nanti?
"Waduh, gawat nih. Entar dia nendang si Poi lagi. Neng pake kekuatan lo!" perintah Sigung ke Neng.
"Hah? Oh-oh oke, bentar!" jawab Neng yang entah kenapa langsung nurut aja.
Hap! Neng berhasil masuk ke kepala Bloo dengan kekuatannya dan mengambil alih pikiran Bloo serta menenangkannya. Bloo pun tertidur.
"Fiuh! Dasar plin plan. Tadi udah bilang mau, terus tiba-tiba marah. Cowok bisa PMS juga ternyata?" Sigung pun bernapas lega. Satu masalah pun kelar, yah walaupun dengan rutukan.
"Elah, PMS buat cewek kali!" kata Neng.
"Emang lo cewek?" tanya Sigung sarkas dengan menaikan kedua alisnya.
"Asem lo!"
"Btw, btw. Kita mau kemana sih?" tanya Nong yang ikutan bingung dengan rencana dadakan ini.
"Kita tuh mau jalan-jalan ke pulau yang lumayan, bukan lumayan sih. Emang jauh. Disana kita bakal dapet informasi yang lebih penting lagi tentang bocah ini. Tapi kita harus berhenti ke pulau kecil atau pulau liar beberapa kali. Apalagi bocah itu makannya segudang, pasokan makanan segitu mah cukup beberapa hari doang," jelas panjang lebar.
"Emang sejauh itu?" tanya Kapten penasaran sambil mempertimbangkan kondisi kapal kesayangannya.
"Iya lumayan jauh dari sini, kita juga harus siapin diri," kata Neng yang sibuk mengatur keberangkat.
"Jangan-jangan lo mau bawa kita ke ..." celetuk Ning.
"Kemana~poi?" tanya Poi yang ikutan nimbrung.
"Pokoknya kita harus siapin diri sebaik mungkin!" kata Neng sambil mengepalkan kepala dan mendengus dengan semangat membara.
Perjalanan kali ini jauh dari kata mudah dan jauh berbeda dari sebelumnya. Mereka akan menghadapi banyak tantangan yang tidak bisa ditebak selama perjalanan ini. Neng merasa mereka perlu memulai perjalanan yang rumit ini.
Tiga penyihir yang baru tobat itu ingin menebus rasa bersalah mereka setelah melakukan tindakan keji dengan menjadi bawahan pengkudeta yang gila kekuasaan. Setelah hampir setengah abad lamanya terkurung dan merenung di Pulau Apung, mereka sadar kalau kekuatan mereka akan lebih keren kalau digunakan untuk kebaikan. Jadi, ayo kita mulai perjalanan ini!
"Neng, sebenernya lo mau ngapain sih? Abis ngeliat isi kepala Poi tiba-tiba kita disuruh pergi, terus ke tempat yang jauh. Sebenernya tujuan lo apa, hah?! Lo pasti punya ambisi yang macem-macem kan?!" kata Sigung yang gak habis pikir dengan tindakan tiga bersaudara itu.
"Gini deh, mending lo duduk dulu terus dengerin apa yang Neng liat di otak kacang itu," kata Nong mencoba menenangkan Sigung.
"Gue juga mau tau, gue gak ngerti apa-apa dari tadi. Tapi gue mau berguna, jadi gue jalanin kapal deh," kata Kapten dengan mata berbinarnya karena akan bertemu sahabat lamanya, laut.
"Jadi, isi kepala Poi apa~poi? Pasti banyak makanan kan?!" celetuk Poi gak nyambung.
Ning pun menenangkan mereka semua dan menyuruh mereka menyimak apa yang akan Neng jelaskan. Neng sedang menyusun kalimat bagaimana dia menjelaskan situasinya ke orang-orang ini. Satu per satu calon rekan seperjalanannya nanti dia amati dengan seksama. Setelah siap, Neng memulai cerita yang dilihatnya dari seminggu lalu dimana Poi ditangkap para bajak laut. Poi menggunakan sampan saat memulai perjalanannya di laut. Itu adalah pertama kalinya Poi menjelajah laut.
To be continued
***Weh, kasian tuh! Baru aja mau jalan, tulang Bloo udah berantakan!😭
Tolong tulis nama tukang urut yang manjur, minta nomor teleponnya juga yak!
Kalo bisa yang murah-murah aja, kasian noh yang lain tekor bayar servicenya😌, mana gak ada duit😔.
Ya udahlah ya, doain aja si Bloo sehat walafiat walopun sudah tuwir (tua) dan paruh baya.
Betewe, eniwey, baswey, jaga kesehatan ya, guys!💪
Zaman sekarang kesehatan bukan cuma mehong, punya banyak uang juga belom tentu bisa sehat😢
Pokoknya sehat-sehat semuanya!😊 Jangan lupa bahagia😄
-pesan panjang lebar author✨
KAMU SEDANG MEMBACA
POi the Legend
Teen FictionUdah bau, dekil, jelek, o'on, hidup lagi! Begitulah kesan pertama semua orang yang bertemu dengannya. Berbekal otak sebesar kacang hijau, tampang bloon, bau (yang amat sangat) tak sedap dan daki setebal 5 cm ditubuhnya bocah ini akan memulai petua...