Prakata dan prolog

12.8K 926 37
                                    

COMING SOON!

AKU TULIS GEDE GEDE HURUFNYA BIAR KALIAN NGGAK NGEJAR-NGEJAR KAPAN UPDATE.

DREX CAMARO INI ADALAH KAKAK ANGKAT DARI DANTE CAMARO DARI CERITA TUKAR JODOH.

AKAN MULAI DITULIS DAN UPDATE SETELAH CERITA SERENADE SELESAI.

SETELAH DREX, AKAN ADA SI BUNGSU ATHENA, YANG JAGO MENYAMAR.

KITA AKAN BERTEMU DENGAN DREX CAMARO, YANG MENCULIK CLEORA DAN DUA PENGAWAL KEMBAR YANG SEXY, JENGGALA DAN JANITRA.

SOON! JANGAN LUPA MASUKKAN DALAM LIBRARY KALIAN.

*
*
*
*
*

                       PROLOG

Wanita dalam balutan gaun pengantin putih, berlutut di atas ranjang dengan tangan mengacungkan belati. Bagian bawah gaun tersingkap dan menunjukkan bagian bawah tubuhnya. Matanya berkilat geram, memandang laki-laki tampan bertuxedo yang berdiri di dekat kaki ranjang. Keduanya bertatapan dengan intens, seperti dua binatang yang ingin saling menerkam.

"Jangan coba-coba mendekat, Tuan Camaro!" desis Cleora tajam. "atau belati ini akan menembus jantungmu!"

Laki-laki bertuxedo menatap sinis pada wanita yang mengacungkan belati ke arahnya. Tak mengindahkan pada sikap Cleora yang menantang. Ia sudah terbiasa menghadapi banyak kesulitan dan ancaman dari seorang gadis yang ketakutan, bukanlah hal besar untuknya.

"Kamu pikir,  belati itu akan mampu melukaiku? Aku sanggup mengalahkanmu dalam sekali gerak. Perlu kamu ingat, Cleo. Kita sudah menikah. Apa kamu berniat membunuh suamimu di malam pertama pernikahan kita?"

Cleora melotot."Hah! Pernikahan paksa. Kamu yang menyeretku dan membuatku mengucapkan sumpah pernikahan palsu!"

Drex menatap lekat tubuh Cleora yang terlihat memukau dalam balutan gaun pengantin. Payudara wanita itu menyembul keluar karena tekanan kakinya dan titik keringat menambah kesan sexy. Bagian bawah tersingkap dan menampakkan betis serta paha yang putih. Tanpa sadar ia menelan ludah, tapi secepat kilat ia singkirkan angan-angannya.

"Ini rumahku, kamu istriku. Jangan harap bisa melarikan diri terlebih lagi mengacungkan belati padaku!"

"Mana sudi aku menikah dengan bajingan sepertimu!"

Tanpa diduga, Drex bergerak cepat. Ia menekel tangan istrinya dan membuat belati terjatuh ke lantai. Belum sempat Cleora mengambilnya, Drex  bergerak cepat meraih tubuhnya dan menggulingkannya ke atas ranjang. Pergumulan terjadi, dengan Cleora menendang dan memukul bagian manapun dari tubuh laki-laki di atasnya. Sementara Drex justru menindihnya semakin ketat. Bahkan kini seluruh tubuh laki-laki itu menimpa tubuhnya dan membuatnya tak bisa bergerak.

"Apa maumu, Bajingan! Lepaskan aku!" teriak Cleora marah. Napasnya tersengal dan wajahnya memerah.

Terdengar suara robekan gaun, dengan Cleora yang mengamuk tanpa menyadari jika gaunnya tersobek. Saat sadar, ia terbaring di ranjang dengan kedua tangan terikat di kepala ranjang, sementara Drex menatapnya dingin dari atasnya.

"Berani-beraninya kamu mengikatku, lepaskan aku!" sentak Cleora. Ia menggeliat marah, berusaha melepaskan diri.

Tanpa kata Drex bangkit dari atas tubuh istrinya. Ia menatap pada bagian bawah tubuh Cleora yang kini tersingkap hingga mencapai pinggang. Menarik napas panjang, ia mengulurkan tangan untuk membelai kaki wanita yang terikat di ranjang, dan tangannya terhenti saat terdengar suara terkesiap. Ia mengabaikannya, jemarinya bergerak perlahan untuk mengusap, membelai dan menyusuri betis hingga nyaris ke pangkal paha.

"Lepaskan tanganmu dari tubuhku," desis Cleora geram. Ia merasa jijik dan menggeliat marah.

Drex tersenyum tipis. Jemarinya bahkan semakin berani dan mengelus lembut bagian luar celana dalam istrinya yang berwarna putih. "Cleo, kamu harus tahu jika kamu adalah istriku. Namun, pantang bagi seorang Drex Camaro memaksa wanita untuk berhubungan badan dengannya. Untuk apa aku memaksamu jika di luar sana banyak yang ingin tidur denganku."

Cleora melotot, kini merasakan tangan Drex justru bermain-main di area intimnya dan menyentuh lembut di sana. Membuat bulu kuduknya merinding.

"Kalau begitu, lepaskan aku. Kita buat malam pertama kita berlalu tanpa masalah," desisnya tajam.

"Ah, sayangnya aku tidak suka diancam. Bahkan oleh istriku sendiri." Mata Drex menyorot tajam pada wanita yang terlihat geram itu. Ia menyunggingkan senyum tipis dan melanjutkan ucapannya. "Aku akan membuatmu menyerahkan dirimu sendiri padaku. Aku pasti bisa melakukan itu. Untuk malam ini, sebagai hukuman karena berani menodongkan belati padaku, terpaksa kamu diikat di sini sampai pelayan menemukanmu."

Setelah ucapan terakhir, Drex melangkah perlahan meninggalkan kamar. Mengabaikan teriakan dan ancaman dari wanita yang terbaring di atas ranjang.

"Kurang ajar! Sialan! Ayo, kita bertarung tangan kosong. Jangan pengecut kamu Camaro. Beraninya mengikatku! Lepaskan akuu!"

Sia-sia Cleora berteriak, karena sosok Drex menghilang di balik pintu. Meninggalkan dia sendiri berbaring di atas ranjang pengantin dengan kedua tangan terikat.

Ia menatap langit-langit kamar dengan kesal. Merasa nasib mempermainkan hidupnya. Sungguh sial ia menjadi pengantin tawanan dari seorang bajingan paling kaya di kotanya. Kini, pada malam pengantinnya, ia terikat dalam kondisi memalukan.

"Lihat saja nanti, semua ini belum berakhir. Jangan harap aku diam saja dipermalukan seperti ini. Aku akan menghancurkan Drex Camaro apa pun caranya, bahkan jika harus menjalani pernikahan paksaan ini."

Cleora menggumam pada angin yang berembus di ruangan. Ia berusaha melepaskan diri tapi ikatan di tangannya terlalu kuat. Ia tahu, pasti berita tentang pernikahannya dengan Drex  telah tersebar di kota. Dan, ingatannya tertuju pada Hanrel dan kekecewaan pemuda itu karena mengira dia menyerahkan diri pada laki-laki yang lebih kaya. Meratapi nasib, ia merasa ironis karena terjebak dengan laki-laki yang tidak ia cintai. Terlebih kini, terbaring dalam kondisi terikat di malam pertamanya sebagai pengantin.

**

Drex Camaro

Drex Camaro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pengantin TawananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang