Bab 13b

2.2K 447 33
                                    

"Hah, bu-bukan begitu." Cleora merasa tidak enak hati sekarang. "Ma-maksudku, aku pikir kamu yatim piatu, atau sejenis itu. Ta-tapi, iya, juga. Ayahmu dibunuh." Ia mengakhiri kata-katanya dengan lemah. Bingung sendiri dengan apa yang ingin diucapkannya.

"Aku punya ayah angkat, namanya Jack Mo. Mengambilku dari jalanan, mengajariku tentang banyak hal, termasuk bagaimana bertahan di kehidupan yang keras." Drex menerawang, mengenang masa lalu. "Dia mengambil begitu saja, seorang anak yang hampir mati karena digigit anjing liar di jalanan. Tidak hanya memberiku makan dan tempat tinggal, dia juga memberiku keluarga, seorang ayah dan dua adik."

Cleora tertegun, suara Drex terdengar lembut di telinganya. Laki-laki itu terlihat seolah kembali ke masa lalu. Teringat akan ayah dan dua saudaranya. Informasi tentang Drex, membuat Cleora keheranan.

"Kamu punya adik, Tuan?"

Drex tersenyum. Jenis senyuman yang benar-benar cerah dan tulus. "Dua orang. Satu laki-laki dan satu lagi perempuan. Mereka adalah jantung hidupku, jauh lebih penting dari hidupku sendiri."

"Di mana mereka?"

"Dante, tetap tinggal di District 2, tempat tinggal kami dulu. Membangun wilayah kekuasaan yang ditinggalkan oleh ayah kami. Punya seorang istri yang cantik, dan anak yang menggemaskan. Adikku yang perempuan? Hanya Tuhan yang tahu, di mana Athena. Dia akan datang kalau rindu, tapi tidak akan mudah ditemukan."

"Kenapa?"

"Athena, salah satu perempuan yang pintar menyamar."

Untuk sesaat, Cleora melihat kalau laki-laki di depannya bukan seperti mafia yang kejam. Melainkan seorang anak laki-laki yang sedang merindukan saudaranya dan terjebak dalam masa lalu. Ternyata, bukan hanya dirinya yang merindukan kehangatan keluarga, Drex pun sama. Kebanggaan yang tersirat dalam perkataannya tentang saudara-saudaranya, menimbulkan rasa iri dalam dada Cleora. Seandainya Carolina dan Clavin pun mempunyai rasa yang sama p adanya, tentu dirinya tidak pernah kesepian dan sengsara seperti sekarang.

Melihat Cleora terdiam, Drex terusik. "Kamu ingat saudaramu?"

Cleora mengangguk. "Iya, sayangnya mereka tidak seperti saudaramu."

"Kenapa?"

Cleora mengangkat bahu. "Carolina baik, tapi kami seperti bersaing dalam banyak hal. Sekarang malah dia mengambil mantan kekasihku. Kakak laki-lakiku, Clavin. Memperlakukanku dengan dingin, seolah kami bukan anggota keluarga. Dia menikah dengan anak perempuan dari keluarga kaya di kota sebelah dan sama sekali tidak mau menemui kami lagi."

"Papamu anggota dewan, bukan orang miskin."

"Memang, tapi keluarga istri Clavin adalah anak orang paling kaya di kota sebelah, sekaligus wakil menteri perhubungan di negara kita."

"Ah, keluarga Barney ternyata."

Cleora melotot. "Kamu mengenalnya?"

Drex mengangkat bahu, menolak untuk menjelaskan lebih lanjut. Tentu saja ia mengenal Barney dengan baik. Tapi, Cleora tidak perlu tahu banyak hal.

Terduduk kembali di sofa setelah berdiri cukup lama, Cleora merenungkan cerita Drex. Tentang dirinya, dan alasan penculikannya.

"Tuan, tadi kamu bilang ayahmu dibunuh?"

Drex mengangguk. "Iya, oleh orang-orang yang merasa tersingkir oleh ayahku. Jackma itu laki-laki yang baik, suka menolong dan berjiwa sosial tinggi. Entah apa yang dilakukannya sampai dibunuh. Kami menduga, ada hubungannya dengan pembangunan sebuah klub di kota asalku. Tapi, orang yang tahu tentang itu, sudah banyak yang mati. Tersisa beberapa dan mereka semua entah di mana keberadaannya."

Pengantin TawananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang