"Ba-bagaimana ini bisa terjadi? Cleora akan menikah dengan Drex?" Kiyoko tanpa sadar berteriak. "Apa yang terjadi dengan anakku. Kenapa dia melakukan ini, Paaa?"
Kiyoko menatap undangan dengan air mata berlinang. Meratapi keputusan Cleora yang dinilai sangat gegabah dan tidak memperhitungkan keluarga. Carolin menghampiri sang mama, menyambar undangan dan menatap dengan mata tidak percaya. Ternyata benar, adiknya akan menikah dengan orang yang sama sekali tidak disangka.
"Apakah Cleora dipaksa oleh Drex?" gumam Carolina.
Kiyoko mengangguk. "Cleora dipaksa menjadi pengantin tawanan oleh laki-laki sialan itu!" Ia berdiri, menghambur ke hadapan suaminya. "Paa, lakukan sesuatu. Jangan diam saja dan membuat Cleora menikah dengan Drex!"
Haman menggeleng bingung, menatap istrinya yang bersimbah air mata. "Aku tidak tahu harus bagaimana. Biar aku pikirkan dulu."
"Kenapa kamu bisa tenang begini?"
"Aku bukannya tenang, harus bersikap rasional. Kamu tahu bukan siapa yang kita hadapi ini? Drex Camaro! Dia tidak hanya kejam tapi juga sanggup melakukan hal-hal gila di luar nalar manusia!"
"Ta-tapi, Cleora bagaimana."
Carolina memegang bahu sang mama. "Yang dikatakan Papa memang benar, Ma. Ini bukan ekedar pernikahan biasa. Pasti ada hal-hal lain di belakangnya. Kita harus tenang dulu sebelum memutuskan langkah selanjutnya. Yang kita hadapi Drex Camaro."
"Pernikahannya besok. Entah bagaimana caranya untuk menghentikan mereka," gumam Haman. "Drex pasti siap siaga, agar orang-orang tidak menganggunya."
"Tetap saja, Papa harus melakukan sesuatu!" Kiyoko menjerit histeris. "Bagaimana mungkin aku membiarkannya menikah dengan Drex!"
Carolina mengernyit, bertukar pandang dengan sang papa. "Apa mungkin, peristiwa peledakan mobil waktu itu membuat Cleora membenci kita? Apa dia menuduh kita yang melakukannya?"
Haman mendengkus. "Itu gila! Bagaimana mungkin aku ingin membunuh anak sendiri!"
"Tapi, nggak ada yang tahu siapa pelakunya? Kenapa harus menyadar pada Cleora?"
"Mungkin, mereka maksudkan bom itu untuk Drex."
"Bisa jadi, Pa. Tetap saja, kejadiannya tepat di depan rumah kita. Kalau aku jadi Cleora, pasti berpikirian buruk dengan keluarga sendiri. Ingat, Pa. Telat sedikit saja, tubuh Cleora hancur berkeping-keping. Bukankah pelakunya sangat kejam?"
Haman terdiam, mengakui kebenaran kata-kata Carolina. Ia sendiri tidak tahu siapa yang meledakkan kendaraan Cleora di depan rumah. Mereka semua kaget, tapi terlambat. Kendaraan itu sudah hancur dan Cleora pergi entah kemana. Haman sangat menyesal karena terlambat menyelematkan anaknya. Ia meminta kepala polisi menyelidiki soal bom itu dan pelaku belum ditemukan sampai sekarang.
"Besok, kita akan datang ke hotel Empire. Kita akan coba hentikan pernikahan itu, apa pun yang terjadi.
Dalam satu malam, berita soal pernikahan Drex dan Cleora menyebar di antara masyarakat kota. Orang-orang berkumpul di klub depan hotel, hanya sekedar ingin melihat bagaimana persiapan pesta. Banyak yang ingin diundang, sayangnya hanya sedikit yang mendapatkannya. Tentu saja, sebagian besar tamu adalah para pengusaha dan pejabat, itu pun yang benar-benar dianggap kaya dan berpengaruh.
Hotel dijaga ketat, selain tamu yang menginap, tidak boleh ada yang mendekati ballroom. Bar dan restoran hotel tetap buka, dan malam ini mengalami lonjakan pengunjung yang luar biasa. Hanya saja, mereka tidak bisa melihat apa pun, selain ketatnya penjagaan di lobi hotel.
Kepala kepolisian bahkan terjun langsung untuk meninjau hotel. Ingin masuk ke venue pernikahan, sayangnya pihak hotel tidak mengijinkan, bahkan atas nama keamanan sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Tawanan
RomanceKisah kedua dari keluarga Camaro, sang mafia Drex Camaro yang menculik pengantin orang lain, Cleora dan menjadikan tawanannya. Semuanya bukan tanpa sebab, keberadaan Cleora justru membahayakan bagi banyak orang. Bagaimana kisah Cleora yang harus men...