Heyyow, misiii paket dateng🥳
Arkhanjing siap menemani malam kaliann!
Peyuk jauhh dari xaa🤗Start
—Kepulan asap tersebar di udara. Lampu sorot berwarna-warni menyorot jauh ke dalam mata. Alunan musik bising yang memekakkan telinga menggema di seluruh ruangan. Meskipun terkadang itu akan menjadi alunan musik yang memabukkan bagi sang penikmatnya.
Lurus ke depan, pandangan lelaki itu mengamati segerombolan insan yang menari lepas di tengah ruangan. Tanpa memikirkan beban di kepala maupun di pundak, siapapun yang menginjakkan kaki di tempat ini sepakat untuk melepaskannya semua. Setidaknya hanya untuk beberapa jam kedepan.
"Kenapa? Seminggu ini lo susah banget di ajak buat kesini, is there a problem?"
Ah pertanyaan itu, memang untuk satu minggu belakang ini Arkha sangat sulit sekali untuk hanya sekedar keluar berkumpul dengan teman-temannya. Ia merasa seperti mempunyai tanggung jawab yang harus ia lakukan untuk menjaga Zheya, meskipun terkadang Zheya hanya diam di ruang TV dengan menikmati cemilannya dan menonton drama Korea favoritnya.
Yeah, sometimes it feels like a burden to him.
Arkha tersenyum tanpa menyentuh ujung matanya. "Nggak ada, Dev."
Devin mengangguk, tidak ingin lebih dalam menanyakan tentang kondisi Arkha. Ya, menurutnya dari mereka mungkin memang harus menghargai sebuah privasi masing-masing? Tidak, bukan mungkin, melainkan memang seharusnya seperti itu.
"Oke. So... Butuh beberapa tenggak alkohol untuk membakar tenggorokan lo, Ar?" tawar Seno seiring menuangkan alkhol itu ke dalam gelas kecil milik Arkha.
"Exactly, that's what I need."
Sedangkan di lain sisi, di meja yang sama, dengan beberapa tokoh yang sama. Satu di antara ke empatnya terdiam menyimak. Atau dikatakan, lebih tepatnya menyimak karena tidak mengerti?
"Please deh, jangan ada yang ngomong bahasa Inggris gitu, kita kan bukan orang Inggris. Udah ngomong biasa aja gitu," keluh Alfin dengan napasnya yang sedikit kesal.
Arkha dan kedua teman yang lainnya hanya menggeleng pelan pasrah. "Makanya, punya otak jangan buat di pakai mikirin cewek mulu! Pakai tuh buat belajar!" sahut Devin dengan sedikit toyoran kepala untuk Alfin.
Alfin melengos kesal. Tangannya terulur kembali menegak segelas alkohol di mejanya. "Hahhh... Mau gimana lagi, nih otak udah gue pakai terus tetep aja bloonnya sama," katanya nyaris pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...