Start
—
Sepulangnya dari mengantarkan Aurel kembali ke rumahnya, Arkha langsung bergegas untuk kembali ke rumahnya juga, satu yang menjadi tujuannya kali ini, hanya Leya, Mamahnya.
Tidak, tidak untuk Arkha marah kepada Mamahnya itu, ia hanya sedikit berbicara meluruskan apa yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu.
Tidak ada nada tinggi, tidak ada argumen, semuanya sejalan apa seperti yang Arkha harapkan sebelumnya.
"Mah, aku rasa Mamah gak perlu berlebihan sampai selalu mengabaikan Aurel deh?"
Leya tampak bingung. "Maksudnya apa? Mamah udah nurutin kemauan kamu buat coba nerima Aurel, kan?"
Arkha memijit pelipisnya, sedikit pusing dengan masalah yang selalu berulang-ulang entah sampai kapan.
"Iyaa, tapi tadi aku rasa Mamah sedikit menyinggung perasaan Aurel," kata Arkha dengan berhati-hati.
Leya menundukkan kepalanya. "Soal apa? Bilang aja sama Mamah, kalau emang bener, Mamah akan minta maaf."
Yup, ini yang Arkha sangat suka dari Leya. Mamahnya tidak pernah egois untuk mengakui kesalahannya jika memang benar itu kesalahannya. Dan ketika Arkha mencoba berbicara dengan Leua secara berhati-hati pun, Leya akan dengan senang hati menerimanya.
"Aurel udah usaha selama ini buat ambil hati Mamah, tapi ngeliat Mamah yang tadi selalu fokus sama Zheya, Aurel sedikit tersinggung dengan itu."
"Ah satu lagi, Mamah tau betul pacar aku ada di samping aku, di hadapan Mamah dan Papah, tapi kenapa Mamah bisa minta perempuan lain yang bahkan bukan dari keluarga kita tidur di kamar aku? Mamah gak ngerti perasaan Aurel kah?"
Leya menatap lekat ke dalam mata putra tersayangnya. "Sayang, bukan seperti itu maksud Mamah."
Arkha menunggu jawaban Leya, tetap mencoba mengerti posisi Mamahnya.
"Mamah," jedanya.
"Mamah mau jodohkan kamu sama Zheya, itu udah keput–"
"Hah? Did i hear wrong, mom?" tanya Arkha dengan sangat tidak percaya apa yang baru saja ia dengar dari mulut Leya baru saja.
"Nggak Ar, itu udah keputusan kami," sahut Wino yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelahnya.
Arkha tertawa kecil, menertawakan indera pendengarannya yang kurang bagus dalam mendengar, atau menertawakan kebodohan otaknya yang tidak mau memproses apa yang baru saja ia dengar dari Leya dan Wino?
Arkha menatap bergantian kepada Leya dan Wino secara bergantian, tidak percaya dengan kedua orang tuanya yang sudah sangat ia percaya selama ini.
Tapi sekarang, tiba-tiba saja ia seperti di khianati oleh kedua orang tersayangnya.
"Why?" tanya Arkha masih belum menerima keputusan itu.
Leya menunduk, merasa tidak kuat menjawab pertanyaan Arkha. Melihat tatapan mata putranya yang seakan menyorotkan sebuah kekecewaan, Leya menjadi tidak berani untuk menatap Arkha lebih lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...