Start
—"Sayang, gimana kamu sama dedek bayinya sehat?"
Zheya membalas pelukan Leya yang sedang berkunjung ke apartemennya. Sehabis acara arisan tadi, Leya memang berniat main sebentar ke apartemen Arkha. Leya sangat merasa rindu pada mantunya itu.
"Sehat, Mamah."
"Kamu ada ngidam-ngidam gitu, gak?"
"Seringg!" seru Arkha dari dapur yang sengaja mendengar percakapan mereka.
"Ngidamnya gak masuk akal lagi Mah, bikin Arkha pusing," lanjut Arkha dengan wajah masamnya.
Leya tertawa mendengar ke kesalan anaknya. Memang sih, belum lama ini Zheya mengadu pada Arkha jika perempuan itu mengidam makan buah melon dengan di atasnya ada api yang harus bewarna biru. Gimana Arkha tidak kesal? Ngidamnya Zheya tuh tidak masuk akal!
"Kamu harus sabar-sabar Arkha kalau hadapin istri yang lagi hamil tuh, perempuan kalau sedang hamil moodnya gampang berubah, ngidamnya memang suka di luar nalar," jawab Leya.
Arkha merotasikan bola matanya. Tangannya meletakkan sebuah nampan yang di atasnya sudah ada gelas berisi minuman dingin sesuai request Leya.
"Sabar banget Mah Arkha tuh," sahut Zheya seraya mengelus lengan Arkha agar lelaki itu tidak mengambek padanya.
"Kalian tuh ngingetin Mamah waktu muda, seneng banget kalau liat kalian romantis gini," celetuk Leya dengan bahagianya.
"Harus dong, aku sama Zheya harus romantis, gak boleh kalah sama Mamah."
Mata Leya beralih ke Zheya. "Oh iya, kamu di jaga sih sayang makannya. Jangan terlalu capek juga, biarin pekerjaan rumah Arkha aja yang kerjain."
Zheya tersenyum lebar, menjentikkan jarinya dengan senang. Ini yang sangat Zheya tunggu-tunggu, perintah Leya yang menyuruh Arkha untuk mengambil alih pekerjaan rumahnya.
Zheya melihat Arkha yang hendak protes langsung menempelkan jari telunjuknya di depan bibir lelaki itu.
"Kamu denger kan sayang? Mamah bilang, kamu harus ambil alih pekerjaan aku, kamu gak keberatan kan?" Zheya mengedipkan satu matanya ke arah Arkha.
Seperti sudah paham dengan tatapan mata Zheya, Arkha yang tadinya hendak protes langsung tersenyum lebar dan merengkuh tubuh Zheya kedalam rangkulannya.
"Pasti Mah, mantu kesayangan Mamah ini aman pokoknya sama Arkha," ujar Arkha dengan bangganya.
"Paling kalau tiba-tiba Arkha punya restoran Zheya penyet, Arkha cuma lagi khilaf aja Mah," lanjut Arkha dengan senyuman lebarnya.
Puk!
"Becanda sayang, aku gak tengokin dedeknya ya!"
"Bodo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Novela Juvenil17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...