Start
—Zheya merebahkan tubuhnya di sofa, belakangan ini Zheya jadi mudah sekali kelelahan. Apalagi ketika Zheya sudah menyentuh kasur, pasti Zheya akan terus-terusan bermalas-malasan sampai pada akhirnya Arkhalah yang melakukan pekerjaan rumah semuanya.
Sedangkan Zheya, ia hanya bertepuk tangan riang melihat Arkha yang kelelahan.
Memang terbilang ngeselin sebagai istri, tapi bagaimana? Arkha sudah cinta mati.
"Arkha," ujar Zheya seiring dengan jarinya yang menoel-noel pipi Arkha.
Lelaki itu sangat sibuk sekali dengan PS5-nya, Zheya jadi merasa dicuekin dengan Arkha dan Zheya sangat benci jika Arkha mencueki dirinya.
"Liat aku dong."
Arkha sekilas melirik Zheya sebelum pandangannya kembali menatap layar lebar yang menampilkan sebuah game pertarungan di sana.
"Arkha, kamu cuekin aku," kesal Zheya.
"Yang, aku lagi main game loh, kamu gak liat?" kata Arkha tanpa melepaskan pandangannya dari gamenya.
Merasa kesal diabaikan oleh Arkha, dengan sangat teganya Zheya langsung duduk di pangkuan Arkha. Memeluk lelaki itu dengan begitu eratnya.
Arkha tetap tidak mengatakan apapun, ia masih fokus dengan layar di depannya. Terserahlah Zheya mau melakukan apapun pada dirinya, yang terpenting ia harus menyelesaikan gamenya terlebih dahulu.
Barulah setelahnya ia akan bermanja-manja dengan Zheya. Atau mungkin sedikit menjenguk anaknya yang berada di perut Zheya?
"Arkha, kamu tega banget dah sama aku, dih," keluh Zheya.
Cup!
Cup!
Cup!
Karena memang tubuh Arkha sedang polos tidak memakai atasannya, Zheya jadi bisa leluasa untuk mengecupi dan sedikit memberikan hisapan kecil di dada bidang Arkha yang semakin hari semakin bertambah ototnya.
Entah Zheya harus bersyukur atau tidak mengenai ini, karena hampir setiap hari Zheya merasa pipinya selalu memanas tiap kali melihat tubuh seksi Arkha.
Otot serta perutnya yang terbilang kotak-kotak seperti roti sobek, membuat tubuh Arkha terkesan sangat sexy. Terlebih ketika lelaki itu sedang berada di atasnya, jangan di bayangkan ya!
Zheya jadi tidak kuat melihat tubuh seksi suaminya.
"Yang, gak usah mulai deh, sabar aku selesaiin ini dulu baru kamu," ujar Arkha seraya menjauhkan tubuhnya dari wajah Zheya.
Masa bodo, Zheya tidak mempedulikan Arkha. Yang terpenting Zheya puas dengan hasil karyanya di dada Arkha.
Tercetak banyak kemerahan di sana, Zheya tersenyum senang melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...