extra chapter 3

31.5K 1.6K 19
                                    

Kangen sama Arzhey, tbtb mau ngintip keluarga kecil mereka lagi:"

***

"Huaaa! Abang sakitt!" seru Queena berteriak lantang dengan tangisan kerasnya.

Kali ini Queena memang sedang berjalan-jalan sore sebentar dengan Rezan dan Razan yang tak lain adalah kakak laki-lakinya sendiri. Tapi ternyata, ketika kakak laki-lakinya meninggalkan Queena sebentar untuk membelikan minum adek kecilnya, segerombolan laki-laki yang tak jauh usia dengan Rezan dan Razan datang menghampiri Queena dan mengganggu ketenangan gadis kecil itu.

Queena yang buru-buru berlari ingin segera pergi dari gerombolan laki-laki yang baru saja menghampirinya, malah terjatuh karena tersandung tali sepatunya sendiri. Dengan keadaan yang jatuh sakit karena lututnya yang berdarah, di tambah dengan salah satu lelaki dari gerombolan itu datang mendekat ke arahnya, Queena reflek berteriak kencang sambil menangis hebat dengan maksud untuk Rezan dan Razan agar segera datang cepat.

Untungnya, maksud dari Queena yang berteriak kencang itu tersampaikan. Rezan dan Razan benar mendengar teriakkan adeknya dan langsung berlari untuk segera sampai di sana.

Setelah di lihat, seorang lelaki sebayanya sudah berada tepat di hadapan Queena yang sedang menangis kencang.

"Queena!" seru Rezan cepat sambil menghampirinya dan membantunya berdiri.

Berbeda dengan Razan yang kini sudah menatap datar ke arah lelaki yang juga sekarang sudah berhadapan dengannya.

"Razan, ayuk pulang aja, kaki Queena berdarah," ujar Rezan yang kini berada di belakang tubuh Razan bersama Queena di sampingnya.

Tapi ternyata ucapan Rezan tidak di hiraukan oleh Razan. "Lo apain adek gue?" tanya Razan yang masih setia menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan datar dan tajamnya.

"Gak gue apa-apain, adek lonya aja yang tiba-tiba jatuh. Mau gue tolongin malah nangis, manggil abangnya."

"Eh, ternyata abangnya itu lo?"

Napas Razan memburu tidak teratur. Memang Razan kenal betul dengan lelaki yang berada di hadapannya ini, lelaki itu tak lain adalah Zaniar, musuhnya di sekolah yang selalu berusaha merebut Ansel—perempuan yang ia suka, darinya.

"Razan, kita pulang aja kasian Queena," pinta Rezan masih mencoba membujuk kembarannya itu untuk segera pulang.

"Bacot lo bang," sahut Razan yang merasa sangat emosi kepada Rezan yang menyuruhnya pulang terus.

"Kembaran lo itu cupu, ya?" tanya Zaniar dengan sarkasnya.

Bugh!

"Tapi lo jauh lebih dari pengecut!" seru Razan setelah berhasil memukul rahang Zaniar dengan cukup keras.

Kini bocah SMP itu sudah siap dengan perkelahian yang baru saja di mulainya. Zaniar juga sudah berdiri dengan tegap lagi sambil menatap Razan kelewat sengit.

Bugh!

Dengan keberaniannya, Zaniar membalas pukulan Razan yang mengenai rahangnya. Sampai kini teman-teman Zaniar sudah mengerubungi keduanya untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya antara Razan dan Zaniar.

Arzhey [ ✓ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang