1.0

53.1K 3K 64
                                    

Selamat membaca bestie!

Start

Ini sudah satu minggu setelah Arkha dan Zheya resmi menikah. Keduanya juga sudah satu kamar, Zheya yang pindah ke kamar Arkha. Awalnya keduanya menolak untuk satu kamar, tapi lagi-lagi perintah Leya sangat sulit sekali untuk mereka bantah. Jadi mau tidak mau, mereka harus sekamar dan tidur bersebelahan di kasur yang sama.

Di malam pertama keduanya resmi, jujur awalnya Zheya sangat takut untuk bertemu Arkha. Zheya takut jika lelaki itu akan menagih haknya sebagai seorang suami kepada Zheya, padahal Zheya tidak mau melakukannya. Arkha yang merasa Zheya seperti menghindarinya pun sudah peka dengan ketakutan Zheya. Jadi saat Zheya pura-pura tidur, Arkha langsung menjelaskannya kepada Zheya jika ia pun sama tidak akan melakukan hal yang lebih kepada Zheya melebihi sebatas keduanya tidur bersebelahan. Saat itu barulah Zheya terlihat lebih tenang dari sebelumnya.

"Lo mau nitip makan? Gue mau keluar," tawar Arkha yang sudah rapih dengan setelan kaos hitam dan celana jeansnya, oh tidak lupa bersama jaket kulit kesayangannya.

Zheya melirik Arkha sekilas sebelum ia kembali memfokuskan pandangannya kepada handphonenya.

"Nasi goreng aja," kata Zheya tanpa menatap Arkha.

"Oke, gue berangkat. Kunci pintu jangan lupa."

"Hm."

Ya seperti itu, tidak ada yang spesial diantara keduanya. Mereka menjalani hari-harinya seperti biasa. Tidak ada keromantisan, tidak ada percakapan panjang. Mereka hidup satu atap, satu kasur, tapi mereka seperti terlihat asing satu sama lain. Arkha maupun Zheya tidak mempermasalahkan sebenarnya, mungkin mereka akan sedikit berakting ketika di depan Leya dan Wino.

Drrttt... Drrttt... Drrttt...

Handphone Zheya berdering, menampilkan sebuah kontak nama fi layar handphonenya, Agha.

"Hallo?"

"Lusa gue balik, lo gak ada niatan ngabisin waktu bareng gue?" Zheya terkekeh, mendengar kekesalan Agha diseberang sana.

"Ada si, besok mau?"

"Jam satu gue jemput."

"Oke bang."

Perempuan itu terdiam melamun, Agha akan kembali, dan itu berarti menandakan jika Zheya akan kembali sendiri lagi di sini. Zheya menghembuskan napasnya dalam, merasa sangat kangen dengan orang tuanya yang jarang sekali dapat dihubungi.

Ting!

Arkhanjing :
Gue balik malem, gak bisa beli nasi goreng. Kecuali lo belum tidur.

Pipi Zheya menggembung, gagal khayalan yang sudah ia buat tentang makan nasi goreng pinggir jalan itu.

Me
Ydh, gk usah.

Zheya mematikan handphonenya, kemudian mencoba tertidur menutup kedua matanya rapat-rapat meskipun nyatanya ia belum mengantuk sama sekali.

***

Arkha memasuki area mall bersama dengan mobil hitamnya. Hari ini ia akan jalan bersama dengan Aurel ke salah satu mall di kotanya. Rasanya akhir-akhir ini ia susah sekali mendapat waktu berdua dengan Aurel. Itu terkadang membuat Aurel menjadi marah dengannya yang tidak punya waktu luang sedikitpun.

Tangan lelaki itu terangkul di bahu Aurel. "Kamu mau makan dulu atau nonton dulu?" tanya Arkha.

Aurel tampak berpikir, memikirkan apa yang menurutnya harus pertama dilakukan. "Kita makan dulu gimana?"

Arzhey [ ✓ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang