2.6

43.4K 2.9K 302
                                    

Start—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Start

Sebelum berangkat tadi Gibran sudah sempat mengabari Zheya jika ia akan mengunjunginya lagi ke sana dan membawakan beberapa makanan pesanan Zheya.

Gibran masuk ke dalam rumah sederhana yang sudah Zheya huni selama hampir dua bulan lamanya.

Dengan mengedarkan pandangannya kesegala arah, Gibran menyerengit bingung tidak mendapati Zheya dalam pandangannya. Tiba-tiba saja jantungnya berdegup kencang, memikirkan beberapa hal buruk yang bisa saja terjadi dengan Zheya selama ia di perjalanan tadi.

"Zheya?"

"Zhey, lo dimana?"

Zheya meringis, memegangi perutnya yang sangat keram karena tidak sengaja terjatuh kepeleset tadi.

Sungguh, Zheya ingin berteriak meminta tolong setelah mendengar suara Gibran, tapi entah kenapa suaranya seakan tenggelam karena rasa sakitnya yang teramat mencengkeram perutnya.

Ceklek!

"Zheya!" seru Gibran dengan sangat panik.

Dengan sigap lelaki itu menggendong Zheya untuk naik ke atas kasurnya. Iya, Zheya terduduk di lantai.

"Lo jatuh ya? Kita ke rumah sakit aja, ya?"

Zheya hanya mengangguk saja, tidak kuat menjawab lagi. Terserahlah Gibran mau membawanya kemana, yang terpenting tolong hentikan rasa sakit di perutnya ini. Dan semoga bayinya tidak apa-apa, karena jujur Zheya sangat takut sekali terjadi apa-apa dengan bayinya.

"Gibran, Zheya kenapa?" seru Dhea sangat panik ketika melihat Gibran yang keluar dengan Zheya di gendongannya.

Iya, niat awalnya Gibran ingin membicarakan kepada Zheya mengenai masalahnya dengan Arkha. Gibran juga membawa teman-temannya Zheya untuk menemuinya, Gibran hanya tidak ingin Zheya berlari terus dari masalahnya.

Gibran tidak tega melihat Arkha maupun Zheya yang sama-sama tersiksa.

Mata Zheya menangkap sosok teman-temannya yang sudah menatapnya dengan khawatir. Zheya terkejut, tapi ia tidak terlalu memusingkan hal itu. Rasa sakit di perutnya jauh membuat semuanya tidak terasa bagi Zheya.

"Sa... kit," keluh Zheya dengan meremas baju Gibran erat.

"Buruan bawa masuk ke mobil gue!" seru Seno yang tak kalah paniknya, hanya saja lelaki itu mudah sekali menutupinya.

Untuk sampai ke rumah sakit memang memerlukan waktu yang cukup lama karena posisi mereka yang memang ada di puncak membuat Seno harus lebih berhati-hati untuk turun mencari rumah sakit besar.

Jangan tanyakan bagaimana keadaan Zheya, perempuan itu sudah terus berteriak kesakitan. Membuat Dhea yang ikut memegangi Zheya di belakang tidak tega melihat sahabatnya yang sangat kesakitan.

Butuh tiga puluh menit untuk mereka sampai di rumah sakit, dengan begitu Seno langsung menggendong Zheya untuk diletakkan di berangkar yang sudah tersedia di rumah sakit.

Arzhey [ ✓ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang