Hai bestie, bisa yuk baca sequel Arzhey!
Anaknya Arkha gak kalah badasnya loh sama bapak, emaknya.
Mana gemes-gemes banget lagi, apalagi Razan yang cuek-cuek ngeselin 😭😭😭
Start
—"Buna, nanti dedeknya Rezan ajak main bola boleh?" tanya Razan dengan sangat polosnya.
"Kamu pikir dia laki-laki?" ketus Razan menyahut.
Rezan menatap Razan dengan kesal, kembarannya itu selalu saja menyahut ketika ia sedang berbicara dengan Zheya. Membuat Rezan sedikit kesal dan ingin mencakar wajah Razan yang selalu saja menatapnya sinis.
"Emang kalau perempuan gak boleh main bola, Bun?"
"Boleh sih, tapi kan adeknya perempuan masa kamu ajak main bola?"
"Emang Rezan tuh aneh," sahut Razan kembali sambil memakan bolu kesukaannya.
Zheya yang melihat kedua anaknya yang selalu saja beradu mulut kapan pun dan dimana pun membuat Zheya merasa sangat gemas.
Karena meskipun begitu, Razan tuh sangat peduli sekali pada Rezan. Terbukti ketika Rezan waktu lalu sedang demam parah dan Razan berinisiatif tanpa di suruh Zheya maupun Arkha, ia langsung berlari ke dapur untuk mengambil sebuah baskom yang isi air hangat dari dispenser.
"Bun, kasih ini Bun buruan!" seru Razan dengan napasnya yang masih memburu karena berlarian menyiapkan air hangat tadi.
Zheya dan Arkha langsung menoleh dan melihat sebuah baskom kecil yang sudah berada di tangan Razan.
"Kamu yang nyiapin? Kalau kena air panasnya kamu gimana, Razan?"
"Razan udah besar Bun, umurnya udah lima tahun. Ini ayok Bun, biar abang cepet sembuh!"
Arkha mengambil baskom itu dan meletakkannya di nakas. Setelahnya baru ia menggendong tubuh mungil Razan untuk berada di pangkuannya.
"Kamu sayang ya sama abang?" tanya Arkha pelan seraya memberikan kecupan singkat pada pucuk kepala Razan.
"Sayang Pah, makanya Razan gak mau abang sakit."
Zheya tersenyum haru mendengarnya ketika ia sedang memberikan kompresan pada kening Rezan yang tengah tertidur damai.
"Kok tapi Papah liat kamu kesel terus sama abang?"
"Gak tau, tapi Razan sayang kok sama abang. Suer, Pah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...