Start
—Razan memang sudah bangun duluan tadi ketika Zheya mengecek sebentar ke box bayi Razan. Jadi sekalian saja Zheya mengambilnya dan meletakkannya diantara Arkha dan Rezan yang masih tertidur.
"Liat deh dek, Papah sama Abang boboknya lucu banget," kata Zheya seraya menunjuk ke arah dua insan yang masih tertidur di atas kasur.
"Kamu sama Papah dulu, ya? Buna mau ke bawah dulu sebentar, ya sayang."
Setelah meletakkan Razan di kasur, dan memastikan jika semuanya aman untuk Rezan dan Razan agar si kecil itu tidak terjatuh saat Zheya tinggal. Barulah Zheya membangunkan Arkha sebentar untuk menjaga keduanya selama ia memasak di dapur.
"Sayang, aku masak dulu. Rezan sama Razan di sebelah kamu," kata Zheya pelan berbisik di telinga Arkha yang masih pulas tidur.
Cup!
Zheya meninggalkan keduanya untuk masak sebentar di dapur, tidak lupa juga tadi Zheya memberikan mainan untuk Razan agar ia tidak iseng sendirian.
Memang sedikit melelahkan untuk Zheya menjadi ibu rumah tangga sekaligus merawat kedua anaknya yang cukup aktif. Tapi entah kenapa ketika kembali melihat wajah anaknya, rasa lelah yang Zheya rasakan sedikit berkurang.
Arkha sudah menawarkan asisten rumah tangga untuk Zheya, tapi Zheya menolak keras dan menyanggupi pekerjaannya meski sedikit melelahkan.
Mungkin belum waktunya juga untuk Zheya punya asisten rumah tangga karena Zheya masih bisa mengerjakannya sendiri.
Pagi ini Zheya membuat sarapan sayur sup dan telur ceplok balado kesukaan Arkha. Zheya melirik jam di dinding dapurnya, melihat angka yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi yang berarti sudah hampir empat puluh menit lamanya Zheya berkutat di dapur.
Dengan segera Zheya langsung naik ke atas kembali dan membangunkan Arkha karena pukul delapan Arkha sudah harus sampai di kantor.
Betapa indahnya paginya ketika melihat suami dan anak-anaknya yang sangat menggemaskan berada di dalam satu kasur. Zheya jadi merasa orang yang paling bahagia kala melihat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...