Jangan lupa vote, commentnya!
Selamat membaca bestie<33Start
—Benar saja, sampai di kampus tadi Zheya sudah terlambat hampir lima belas menit dan dosen pun sudah datang. Hal hasil, Zheya kena marah habis-habisan.
"Mau ke kantin gak, Zhey?"
Dhea berjalan mendekati Zheya yang tengah merapihkan buku-bukunya.
"Boleh deh, laper."
Setelah selesai merapihkan buku-bukunya, keduanya langsung berjalan beriringan menuju kantin. Perut Zheya sudah bunyi sejak tadi karena Zheya memang belum sempat untuk sarapan juga kesiangan.
Di perjalanan menuju kantin, tidak sengaja Zheya melihat Arkha dan Aurel yang juga sedang berjalan beriringan menuju kantin.
Zheya jadi baru menyadari jika sebenarnya Zheya dan Arkha memang sering berpapasan juga di kampus. Tapi karena keduanya memang belum saling kenal dan baru kenal kemarin, jadi Zheya baru menyadari yang sering ia lihat di kampusnya adalah Arkha.
"Kenapa Zhey?"
Zheya mengerjap, kembali tersadar dari pikirannya. "Ah, nggak. Kenapa?"
"Itu tadi lo kayak diem aja liatin si Arkha," ujar Dhea.
"Lo kenal Arkha?" tanya Zheya penasaran.
"Gue sih yang kenal, bukan dia. Gue kenal nama doang kok, cukup famous juga tuh dia makanya sedikit tau aja gue," jawab Dhea jujur.
Zheya menganggukkan kepalanya, tanda memahami jawaban Zheya.
Ternyata memang benar Arkha cukup famous. Tidak heran Zheya, karena yang Zheya lihat pun Arkha memang sangat tampan dan keren dari segi manapun.
Tidak munafik, pertama kali melihat Arkha di kampus pun Zheya sudah tertarik dengan Arkha. Tapi itu dulu, sebelum Zheya tahu jika Arkha ternyata sudah mempunyai pacar. Mana pacarnya cantik pula, Zheya yang ingin terus maju pun merasa sangat insecure jika ingin bersama Arkha. Toh pacarnya spek bidadari.
"Oh, gue baru tau namanya."
"Gak heran si gue, lo terlalu gak peduli sekitar Zhey."
***
"Uhuy, babang Arkha dateng bersama ibunda ratu," seru Alfin sambil memberikannya space duduk untuk keduanya.
Arkha membantu Aurel untuk duduk terlebih dahulu, barulah setelahnya ia duduk di samping Aurel.
Memang Arkha tuh tipe-tipe lelaki idaman semua perempuan. Arkha akan menjadi sedikit cuek dan pendiam jika dengan perempuan lain, beda halnya jika lelaki itu sudah bersama perempatan yang ia cintai, Arkha akan menjadi seseorang yang sangat-sangat manja dan posesif terhadap apapun yang berhubungan dengan perempuannya.
"Ini buat bunda ratu, udah di siapin babang Arkha."
Devin mengulurkan semangkuk bakso dengan sedang rasa pedasnya, karena memang dasarnya Aurel pun tidak terlalu suka pedas.
"Thank you Devin, gue makan ya," ujar Aurel dengan senyuman manisnya.
"Di makan atuh, masa mau di liatin aja? Nanti di omelin babang Arkha loh."
"Bisa diem, gak lo?"
"Eits ada bunda ratu gak boleh marah-marah! Mwehehe," sahut Seno sekaligus meledek Arkha yang sudah menampilkan raut masamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...