Start
—"Bang, Mamah sama Papah gimana keadaannya?" tanya Zheya pada lelaki di seberang sana yang sedang beristirahat dari pekerjaannya.
"Keadaannya semakin membaik Zhey, lo gak perlu takut," jawab Agha membuat Zheya menghembuskan napas leganya.
"Terus kabarin perkembangan Mamah sama Papah ya bang? Zheya do'in terus dari sini."
"Iyaa Zhey, lo gimana? Sehat? Semuanya aman?"
Zheya mengaduk bumbu halus yang sudah ia tuangkan bersama ayam kedalam penggorengan.
"Alhamdulillah, semuanya sehat, kandungan Zheya juga sehat."
"Lagi masak lo, ya?" tanya Agha setelah mendengar sedikit suara samsi yang bergoresan dengan penggorengan.
"Iya nih, aku udah bisa masak tau! Kapan-kapan abang harus cobain deh masakan aku, pasti enak," ujar Zheya dengan bangganya.
Agha tertawa kecil di seberang sana, tidak menyangka jika adek kecilnya dulu sudah dewasa ini. Mengingat itu, Agha menjadi sangat rindu dengan masa-masa dimana mereka semua berkumpul bersama.
"Iyaa, nanti gue pulang langsung cobain masakan lo."
"Ekhem! Ngapain?" sahut seseorang yang langsung melingkarkan kedua tangannya di perut buncit Zheya.
Zheya menoleh sekilas dan mencium bibir lelaki itu yang tepat di samping pipinya. "Lagi masak, sambil telfonan sama bang Agha. Kamu baru bangun, hm?"
Arkha menganggukkan kepalanya kecil di bahu Zheya."Kapan balik ke sini bang?" tanya Arkha.
"Belum tau, Ar. Do'ain aja semoga cepet balik."
"Beberapa minggu lagi Zheya lahiran loh bang, kalau bisa dateng ya?"
"Insyaallah, gue pasti dateng Ar. Udah gih lanjut deh berduaannya, gue juga ada meeting habis ini."
Zheya tertawa, lupa jika abangnya itu belum memiliki pasangan. "Makanya cari istri bang, udah tua gak ada yang urus!" ledek Zheya seiring tangannya menuangkan oseng-oseng ayam sambal ke dalam piring.
"Habis lo Zhey ya sama gue, ketemu langsung gue kelitikin!"
"Hahaha, oke Zheya tunggu! Dah abang!"
"Dah Zhey, Arkha jagain adek gue jangan sampai sakit!"
"Amann bang!"
Tut.
Sambungan telefon mereka terputus, kini waktunya Arkha membalik tubuh Zheya menghadap dirinya setelah di rasa Zheya sudah selesai dengan masakannya.
Zheya menatap Arkha dengan pandangan bertanya, pasalnya lelaki itu langsung membalikkan tubuhnya tiba-tiba sampai Zheya sedikit tersentak dibuatnya.
Tidak menjawab, Arkha langsung melumat bibir Zheya lembut. Karena jujur, niatnya bangung tidur dan mencari Zheya hanya untuk ini, tapi karena Zheya sedang telefonan dengan Agha, Arkha jadi harus menundanya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...