2.8

47K 2.5K 82
                                    

Start—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Start

"Yang, jangan kemana-mana," lirih Arkha dengan manjanya sambil kedua tangannya yang tergenggam kuat memegangi lengan Zheya agar perempuan itu tidak jauh darinya.

Sejak tadi pun Zheya benar-benar tidak bisa kemana-mana barang selangkah pun. Arkha terus melarangnya untuk jauh darinya, entahlah padahal Zheya hanya ingin duduk di sofa saja tapi tetap tidak boleh.

"Ini gimana sih kamu, aku mau duduk di sofa aja gak boleh. Aku gak kemana-mana Arkha," ujar Zheya sedikit kesal.

Arkha mengerucutkan bibirnya sedih, Arkha sangat takut jika Zheya akan meninggalkannya kembali. Dengan keadaannya yang seperti ini, otomatis Arkha agak sulit untuk cepat mengejar Zheya jika sampai perempuan itu pergi kembali dan Arkha tidak mau itu terjadi.

Terlebih, rindunya pada Zheya yang sudah sangat menumpuk membuat Arkha sangat menginginkan Zheya terus berada di sampingnya.

"Gak boleh jauh-jauh," ucap Arkha pean.

"Aku mau tiduran di sofa doang Arkha, gak jauh. Cuma enam langkah aja dari kamu."

Arkha menatap lantai dengan teliti, memperkirakan berapa banyak langkah yang di perlukan Zheya untuk sampai di sofa sana. Arkha menggeleng keras, itu tetap saja terlalu jauh untuknya. Arkha tidak bisa menyentuh Zheya.

Tidak boleh, Zheya tidak boleh tidur di sofa.

Sedetik kemudian barulah Arkha menggeser tubuhnya dengan sedikit menahan rasa sakitnya dan menarik tangan Zheya untuk segera naik ke brankarnya agar tidur di sampingnya.

"Ini sedikit lega, ayok naik."

"Gak mau, kamu lagi sakit!"

"Ayang, ish ayok lah...."

Melihat wajah Arkha yang memelas agak membuat Zheya tidak tega juga, terlebih sebenarnya Zheya pun menginginkan hal itu tapi ia juga takut membuat luka Arkha kesenggol dan membuatnya sakit.

Tidak ada pilihan, Zheya langsung merebahkan tubuhnya di samping Arkha dengan hati-hati agar tidak menyenggol luka Arkha.

Begitu Zheya sudah berbaring nyaman di sampingnya, Arkha langsung memeluk tubuh Zheya dan menyembunyikan wajahnya pada potongan leher jenjang Zheya.

"Udah lama banget gak gini, aku kangen. Kangen banget, banget, banget!" seru Arkha seiring memberikan kecupan-kecupan ringan pada leher Zheya.

"Mulutnya bisa diem gak?"

"Nggak, udah kangen soalnya."

Arzhey [ ✓ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang