Pencet pojok kiri dulu bestie, jangan lupa komen ya🥰
***
Start
—"Zheya, ke rumah Mamah yu? Di suruh Mamah kesana," ajak Arkha seiring bibirnya mengecup pipi Zheya pelan.
"Kapan?" tanya Zheya sambil mengunyah snack ringannya.
"Sekarang, kata Mamah ada yang perlu dibicarain."
"Ya udah, gue si---"
Cup!
Zheya menghela napasnya panjang, lupa dengan perjanjian yang sudah mereka buat beberapa waktu lalu.
Iya, Arkha membuat perjanjian untuk mengubah cara bicara mereka dari gue-lo menjadi aku-kamu. Jika siapa yang tidak menggunakan aku-kamu maka hukumannya adalah di cium.
"Ya udah sebentar, aku ganti baju dulu."
Setelah bersiap dan mengganti pakaian yang lebih rapih, Zheya menghampiri Arkha yang sedang bermain game di handphonenya.
"Aku udah siap," ujar Zheya seraya melihat kembali pantulan dirinya di cermin yang tersedia di samping TV.
Arkha melirik sekilas Zheya sebelum mematikan gamenya dan memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya.
"Ayok."
Keduanya berjalan beriringan menuju basemen tempat mobil Arkha terparkir di sana. Setelahnya, barulah Arkha mengendarai mobilnya memecah belah keramaian kota menuju rumah Leya.
Dengan kecepatan sedang, Arkha berhasil membawa Zheya sampai di rumah Leya tepat tiga puluh menit.
Begitu mobil terparkir, Zheya langsung turun yang disusul oleh Arkha yang mengekor di belakangnya.
"Yang, kamu gendutan dah."
"Bodo!"
"Hehehe, tapi tetep cantik, kok yang," sahut Arkha kembali dengan cengirannya sebelum perempuan itu mengambek padanya.
Arkha membuka pintu utama. "Assalamualaikum, Mah, Pah."
Sudah ada Wino dan Leya di ruang keluarga yang menunggunya. Zheya jadi deg-degan, sepertinya ada yang penting sampai mereka di panggil ke rumah.
Arkha dan Zheya menyalimi tangan Leya dan Wino secara bergantian, kemudian keduanya duduk di salah satu sofa yang juga bisa bermuat dua orang.
"Gini Ar, Zheya. Papah di minta Rima untuk kalian menyusul mereka ke London. Nanti ada Agha yang menjemput kalian di bandara, setelahnya Papah sama Mamah akan nyusul dua hari kemudian," jelas Wino seraya memberikan tiket penerbangan esok hari.
Zheya mengerutkan keningnya. "Loh, kok dadakan Pah?"
"Sudah, kalian datang saja ke sana sesuai jadwal. Nanti Mamah sama Papah nyusul kalian setelah Papah menyelesaikan kerjaannya dulu di sini," jawab Leya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Dla nastolatków17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...