Double up nih bestie, jangan lupa vote komennya ya loff<3
***
Start
—Mengetahuinya kabar dari Arkha yang mengatakan jika Zheya tengah hamil membuat Leya langsung mempercepat jadwal penerbangannya menuju London.
Sesampainya disana Leya juga langsung menemui Zheya di hotel mereka.
"Sayang, kamu jaga pola makanan ya? Makan yang banyak, yang bergizi biar anak kamu sehat."
Zheya menganggukkan kepalanya enggan untuk menjawab.
Leya hanya bisa tersenyum pedih melihat Zheya yang kembali terdiam melamun.
"Zheya, maafin Mamah ya sayang? Maaf Mamah udah nutupin dari kamu."
Zheya tersenyum, menggenggam tangan Leya erat. "Zheya paham kok, makasih ya Mah udah penuhin permintaan Mamah Zheya," balas Zheya.
Leya mengelus surai rambut Zheya, mengelusnya dengan penuh kasih sayang. Zheya itu sudah Leya anggap seperti anaknya sendiri, apapun kesedihan Zheya, Leya pasti merasakannya.
"Udah kamu jangan banyak pikiran, Mamah sama Papah kamu pasti sembuh sayang."
"Iyaa, Mah."
"Arkha, jagain istri kamu, Mamah mau ke rumah sakit susul Papah."
"Siap Mah."
Begitu melihat Leya yang keluar dari kamar hotelnya, Arkha langsung mendekatkan wajahnya pada perut Zheya yang semakin membuncit.
Arkha menyikap sedikit baju Zheya, dan mengelusnya dengan sangat lembut. Tidak terasa bibirnya tersenyum tipis, membayangkan bagaimana anaknya nanti ketika lahir.
Pasti rasanya senang sekali bermain dengan anaknya nanti, pulang kerja capek langsung di sungguhi wajah lucu anaknya dan istrinya, apa Arkha akan sebahagia itu? Jadi tidak sabar menunggu anaknya lahir.
"Hallo sayang, ini Papah." Arkha mencoba menyapa janin yang berada di perut Zheya.
Hati Zheya menghangat mendengarnya. Melihat interaksi itu membuat Zheya ingin sekali meneteskan air matanya, tapi buru-buru ia tahan.
Salah satu tangannya terulur untuk mengelus rambut hitam Arkha.
"Kamu jangan nakal di sana ya sayang, jagain Buna di dalem, Papah juga jagain Buna di luar," ucap Arkha di akhiri dengan beberapa kecupan kecil di perut Zheya.
"Terus di sini, Bunanya juga gak boleh nakal. Harus nurut, makan yang banyak biar dedeknya sehat terus." Arkha beralih menatap Zheya, dan menoel gemas hidung perempuan itu.
***
Atas permintaan Zheya yang ingin menemui orang tuanya di rumah sakit, Arkha langsung mengantarkan Zheya ke sana. Karena selama Arkha dan Zheya di London, Zheya belum berani untuk masuk ke dalam ruangan Rima dan Reno. Zheya terlalu takut itu adalah pertemuan terakhirnya. Tapi kali ini Zheya tidak mau menyesal, ia harus memberanikan diri untuk menemui mereka, mau bagaimanapun ini memang harus Zheya lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...