Start
—"Aku pulang," ucap Arkha ketika masuk ke dalam kamar.
Zheya yang mendengar suara Arkha yang sedikit keras langsung menempelkan jari telunjuknya pada bibir Zheya sendiri, bermaksud dengan menyuruh lelaki itu tidak berisik.
Arkha menyerengit, melangkahkan kakinya ke tempat Zheya yang masih memperhatikan Rezan dan Razan yang baru saja terlelap tidur di box bayinya.
"Baru tidur?" tanya Arkha pelan.
Zheya mengangguk pelan. "Dari tadi susah banget tidurnya, maunya main terus," keluh Zheya bercerita.
Arkha tersenyum seiring tangannya memberikan usapan lembut pada surai rambut Zheya. Kemudian Arkha menarik pergelangan tangan Zheya dan membawanya menuju tepi ranjang.
Masih dengan pakaiannya kerjanya, Arkha memeluk tubuh mungil istrinya itu, menepuk-nepuk punggung Zheya dengan pelan.
"Maaf ya, tadi kerjaan aku banyak banget. Jadi agak pulang telat," kata Arkha merasa bersalah.
Harusnya ia tadi bantu Zheya menidurkan Rezan dan Razan, tapi karena tiba-tiba saja pekerjaannya cukup banyak membuat Arkha harus lembut sedikit dan pulang telat.
"Gak apa-apa, gak rewel banget kok."
Zheya mendongak menatap wajah Arkha yang tengah tersenyum ke arahnya. Sudah hampir lima bulan ini mereka jarang mendapati waktu berdua karena terkadang Zheya yang tidurnya cepat atau tidak bisa tidur menjadi kelelahan di tambah dengan Arkha yang selalu ada saja pekerjaannya yang membuat dirinya lembur.
"Kangen banget Ar sama kamu," ucap Zheya pelan sambil memeluk erat tubuh Arkha.
Arkha terkekeh pelan melihat kelakuan manja istrinya. Dalam sekali tarikan Arkha berhasil membawa tubuh Zheya ke atas pangkuannya.
Arkha menangkup kedua pipi Zheya dan menatap mata Zheya lekat seiring kening dan hidung mereka menyatu.
"Sama, aku juga kangen banget sama kamu. Semenjak ada Rezan dan Razan kita jadi jarang ada waktu berdua," kata Arkha.
"Tapi sabar ya sayang, namanya orang tua pasti gitu. Nanti kalau mereka udah gedean juga pasti bisa di tinggal sebentar buat bikin dedek bar---"
"Awsh, sakit tau yang," seru Arkha sedikit tertahan karena takut membangunkan Rezan dan Razan.
"Dedek baru apa, anak kamu aja itu masih kecil!"
Arkha tertawa kecil dengan kekesalan Zheya. Wajahnya sangat menggemaskan ketika sedang kesal seperti ini.
"Jadi dedeknya mah nanti, tapi kan proses bikinnya lama yang," ujar Arkha dengan menaik turunkan kedua alisnya menggoda Zheya.
"Maunya kamu itu mah!"
Cup!
Arkha mengecup bibir ranum Zheya, hanya kecupan biasa saja agar Zheya tidak lagi memarahinya. Karena memang selalu seperti itu cara Arkha agar Zheya berhenti mengomel padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...