Hallo, apa kabar bestie? Semoga kalian baik-baik aja dan semoga kebahagiaan selalu menyertai bestie-bestie aku!
Senyum dulu yuk, sebelum bulan Juli berakhir. Ucapin selamat datang untuk bulan Agustus yang selalu membawa kebahagiaan<3
Start
—Ketahuilah jika Arkha sudah sangat gila sekarang, hampir dua bulan lamanya Arkha mencari keberadaan istrinya itu tapi belum juga ia temukan.
Seluruh bantuan dari Wino maupun dari teman-temannya sudah ia kerahkan. Tapi sama, belum ada hasil sama sekali.
Terlebih dengan tuntutan Agha yang terus mendesaknya untuk segera menemukan adek kesayangannya. Agha juha tidak segan-segan mengatakan pada Arkha jika sampai waktu satu minggu lagi Arkha tidak menemukan Zheya, maka Agha langsung turun tangan ke sana dan membawa pulang Zheya dari Arkha.
Tentu Arkha sangat tidak mau dan bersikeras untuk segera menemukan Zheya secepatnya.
Sekarang lelaki itu tengah meminum alkoholnya kembali, kamar yang selalu rapih karena Zheya yang terus menjaga kerapihannya kini sudah berantakan layaknya kapal pecah.
Semua botol berserakan di lantai, tumpahan makan serta baju-baju kotornya sudah tidak ia pedulikan.
Segitu besarnya pengaruh Zheya di dalam hidupnya. Jika tidak ada Zheya di sampingnya Arkha kacau, ia tidak terkendali sama sekali.
Teman-temannya pun sudah kehabisan cara untuk membujuk lelaki itu agar mau makan. Atau sekedar isi perutnya saja sedikit, tapi mereka sama sekali tidak digubris sedikitpun.
Arkha hanya akan berbicara dengan Seno jika lelaki itu membutuhkan alkoholnya kembali. Sebenarnya Seno ingin sekali tidak memenuhi keinginan Arkha, tapi jika tidak di penuhi, Arkha benar-benar akan mengamuk dan menyakiti dirinya lagi. Walaupun dengan meminum alkohol dengan berlebihan pun salah satu cara menyakiti dirinya perlahan.
Mereka tidak ada yang bisa mengendalikan Arkha selain Zheya sendiri. Tapi perempuan itu belum menunjukkan tanda-tanda akan kembali pulang.
"Zheya, kamu dimana sayang? Aku nunggu kamu pulang, ayok pulang yuk sayang," lirih Arkha seraya memegang sebuah bingkai yang berisi foto Zheya yang tengah tersenyum menghadap kamera.
Hidupnya berantakan, Arkha butuh Zheya. Sangat butuh Zheya.
"Kamu sama dedek gimana? Dedek baik-baik aja, kan? Kamu harus kembali ya sayang, aku kangen."
Lagi, tangisan Arkha kembali terdengar menggema di kamar mereka. Tiap Arkha mencoba berbicara dengan foto Zheya, lelaki itu selalu berakhir dengan menangis dan menggoreskan sebuah pecahan botol alkoholnya yang sudah ia lemparkan sebelumnya di lengan dan kakinya.
Sudah tidak bisa diketahui seberapa banyak goresan abstrak di lengan dan kaki lelaki itu. Yang pasti, semuanya seakan mati rasa bagi Arkha.
Tidak ada yang lebih sakit dari luka di hatinya di bandingkan dengan banyaknya luka di tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arzhey [ ✓ END ]
Teen Fiction17+ Bagaimana jadinya jika seseorang yang begitu asing tiba-tiba saja menjadi teman satu atap? Terlebih tanpa sepengetahuan keduanya, tiba-tiba saja mereka dinyatakan telah dijodohkan. Haruskah Arkha merasa bersalah dengan Aurel kekasihnya, karena i...