3.6

38.2K 2.3K 54
                                    

Start—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Start

DUARRR!!!!

PRETT! PRETT! PRETT!

DUARRR!!!!

"SURPRISE!!!" teriak Arkha, Devin, Seno, Alfin, dan Dhea yang sudah menembakkan confetti berserta tiupan terompet.

Zheya diam mematung, masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Zheya lihat di sofa juga tiba-tiba menjadi Devin dan Dhea, bukan Arkha dengan perempuan lain.

"Selamat ulang tahun, Zheya!!!"

Zheya terduduk lemas di lantai, kembali terisak menangis karena merasa di prank dengan teman-temannya.

Arkha yang melihat Zheya menangis langsung mendekat dan memeluk perempuan itu dengan tangannya yang setia mengelus punggungnya dengan pelan.

"Kok nangis sih?" tanya Arkha dengan jahilnya.

Kesal di tanya seperti itu, Zheya langsung memukul dada bidang Arkha yang tidak ada rasa sakit apa-apa bagi lelaki itu. Malah Arkha semakin tertawa melihat Zheya yang masih menangis bersembunyi di dadanya.

"Kamu jahat banget! Maksudnya apa sih ini?!" seru Zheya di sela-sela tangisannya.

"Loh kamu lupa? Sekarang ulang tahun kamu, coba lihat tanggal." Zheya mendongak menatap Arkha yang juga sedang menatapnya.

"Ayo make a wish dulu, baru tiup lilinnya," ujar Arkha seraya menyodorkan kue ulang tahun yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Zheya mengelap ingusnya terlebih dahulu dengan kaos hitam yang Arkha pakai tanpa merasa bersalah. Sedangkan Arkha sudah pasrah jika seperti ini, lagi pula bukannya merasa jijik dengan ingus Zheya justru Arkha malah kembali mengelap sisa-sisa ingus Zheya menggunakan tangannya.

"Noh, suami bucin mah ingus istrinya di elapin ya gak bapak Devin?"

Devin merotasikan bola matanya, tidak peduli dengan sindiran Alfin yang sudah mulai mengajaknya perang.

"Tau tuh by, kayak Arkha dong!" sahut Dhea dengan kesal.

"ALFIN! DIEM DEH LO JANGAN KOMPOR!!!"

Zheya dibantu oleh Arkha untuk duduk di salah satu sofa yang sudah tersedia di sana. Teman-temannya juga mengikuti mereka untuk duduk di sisi sofa yang masih kosong lainnya.

"Ayo tiup lilinnya, make a wish jangan lupa."

Zheya memejamkan kedua matanya untuk meminta permohonan di hari ulang tahunnya.

"Meski hidup terkadang bukan selalu tentang kebahagiaan, tapi Zheya mohon tolong izinkan Zheya dan orang-orang yang Zheya sayang untuk selalu merasakan kebahagiaan."

Arzhey [ ✓ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang