Epilog

38 3 0
                                    

"Reyna kamu mau kemana, Nak?" tanya Dyana yang baru saja keluar dari dapur.

Rere dengan tergesa-gesa memakai sepatunya dan mengambil tangan Mamanya. "Mau ke rumah sakit, Ma, ada operasi mendadak."

Dyana membantu sang putri menyiapkan barang-barangnya.

Ya, Areyna sekarang menjadi Dokter di rumah sakit Semarang. Dekat dengan rumahnya. Dyana sangat bersyukur anak perempuannya bisa menjadi Dokter dan tidak jauh darinya.

Abraham? Dia sekrang tinggal dengan istrinya. Sudah punya anak satu laki-laki namanya, Fadli. Iya, Abra memang sengaja menamainya dengan nama Papanya. Abra dan istrinya tinggal tidak jauh dari rumah lamanya. Sesekali keluarga kecilnya menjenguk sang Mama.

Aryna?

Berbeda dengan Rere yang jadi Dokter, Riri melanjutkan mimpi sang Mama menjadi desainer. Sekarang ini dia sudah punya 2 toko baju di Semarang.
Sudah punya tunangan juga. Tersisa Rere yang awet jomblo di usia 26 tahun ini.

"Nak, nanti jangan lupa makan ya, kamu sakit lo kalo lupa makan." Ucap Dyana khawatir. Beberapa hari ini Rere jarang pulang karna jadwal operasi yang mewajibkannya harus tetap stay di rumah sakit.

Rere mengulum senyum. "Iya, Ma, hari ini cuman satu operasi aja kok. Nanti aku langsung pulang."

"Yaudah hati-hati."

*****

"Dimana pasiennya?" Rere berjalan cepat sambil memakai jubah putih miliknya. Ia berjalan menuju ruang operasi yang di sana pasien sedang menunggunya.

"Dia kecelakaan, Dok, banyak pendarahan dan ada cedera di bagian kaki." Jelas perawat disampingnya sambil menyiapkan alat-alat operasi.

"Baik kita mulai."

*****

Keluar dari ruang operasi Rere langsung membuang semua yang ada di tubuhnya. Ia berjalan kembali ke ruangannya.

"Dokter!"

Rere berhenti.

Suaranya seperti tidak asing.

"Dokter!"

Rere membalikkan badannya dan...

"Aku suka kamu, Rey... "

Dia kembali.

Iya Ibnu kembali.

Rere terpaku di tempatnya. Orang yang menanggilnya tadi berjalan santai ke arahnya sambil tersenyum lebar.

Badannya sekarang lebih kekar. Tingginya juga bertambah mungkin sekarang Rere hanya sebatas lehernya saja. Padahal dulu mereka tingginya sama.

Ibnu terus berjalan mendekat ke arah Rere.

"Assalamu'alaikum..."

Rere masih terpatung tidak menjawab salam dari Ibnu. Membuat Ibnu mengulanginya lagi. "Assalamu'alaikum, Dokter..."

Rere tersadar dan mengerjapkan matanya. Matanya menyipit memperhatikan orang di depannya. Seperti meneliti apakah ini benar-benar Ibnu yang dulu dia sukai?

"Iya, aku Ibnu. Inget kan?" Ucap Ibnu tersenyum lagi.

Wajah Ibnu tidak ada yang berubah. Masih sama persis hanya badan da tinggi saja yang berbeda.

Suaranya pun juga bertambah besar dan ngebas. Benar-benar seperti pria dewasa.

"Dokter?" panggil Ibnu membuyarkan lamunannya.

"Eh?"

"Ini beneran Ibnu?"

Ibnu mengangguk. "Iya. Aku tepatin janji buat balik."

"Masih suka sama aku nggak?"

Duar

Rere menelan ludahnya susah.

"Soalnya aku dari Bandara langsung kesini. Buat ngepastiin kamu udah ada yang punya belum."

"Alhamdulillah nya belum, Re...."

Rere tertunduk malu. Dia masih terkejut dengan kedatangan Ibnu setelah 10 tahun lamanya. Dan Ibnu langsung bertanya yang membuatnya bingung harus menjawab apa.

"Kalo kamu ragu, aku udah mapan kok, Re."

"Mungkin sekarang kamu cari yang serius kan? Di usia kita yang udah 26 tahun ini kamu nggak mau main-main lagi."

Rere menatap Ibnu menunggu kalimat selanjutnya. Ibnu suda banyak bicara sekarang.

Dia...

Dia...

Sudah tidak sedingin dulu. Ibnu hari ini mudah sekali senyum bahkan terus berbicara dan menjelaskan keadaannya.

"Alhamdulillah sekarang aku ada beberapa usaha makanan di Semarang."

"Kamu kan di Korea?"

Ibnu tersenyum akhirnya bisa mendengar sahutan Rere. "Usahaku di Semarang di pegang sama Dino. Dia bantu aku urusin ini itu."

"Aku juga ada usaha di Korea. Jadi Dino yang ngurus di Semarang dan aku yang di Seoul."

"Kamu masih ragu sama aku?"

Rere menarik napas sebentar lalu menghembuskannya. "Kamu serius nggak sih ini?"

"Seriussss."

"Aku dari bandara langsung kesini buat ketemu kamu. Ninggalin Bunda pulang sendirian juga."

Rere melangkah maju agar sedikit dekat dengan Ibnu. "Kalo seandainya aku udah nggak suka sama kamu gimana?"

Raut muka Ibnu turun seketika. Dia mengepalkan tangannya. Ia sudah menyiapkan mental jauh-jauh hari jika saja Rere menolaknya. Ibnu tidak berharap lebih karna memang kenyataanya dia pergi selama 10 tahun. Peluangnya sedikit Rere masih menyukainya.

Tapi di pikirannya ketika nanti sampai Indonesia ia hanya ingin menemui Rere.

"Nggak papa." Mengangguk lemah dan tersenyum tipis.

Rere menghembuskan napasnya pelan. "Kan aku bilang seandainya."

"Jadi?" Ibnu menggigit bibir bawahnya. Tak peduli ia menembak Rere di rumah sakit, tidak romantis sekali. Ia hanya butuh jawaban. Kalaupun Rere menolaknya ia akan mencobat melupakannya walaupun itu akan susah.

Ya, selama 10 tahun ini hatinya hanya ada Areyna. Ucapan yang ia katakan pada Rere di mobil dulu, terbukti salah. Hanya Rere yang mengisi hatinya ini. Meskipun sebenarnya banyak sekali wanita yang mendekatinya bahkan Bundanya juga selalu mengenalkan anak temannya pada Ibnu, tapi selalu ia tolak.

Serpihan hatinya ada di sini.

Rere mengangguk pasti sambil tersenyum manis. "Iya aku masih suka kamu. Nggak ada yang berubah selama 10 tahun terakhir ini."

"Cuman kamu."

Ibnu langsung memeluk Rere erat. Dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya. Jawaban Rere membuatnya senang bukan main. Tanpa sadar setetes bulir jatuh dan langsung ia usap.

Rere yang menegang di tempat karena pelukan Ibnu tiga detik kemudian langsung mendorong Ibnu.

"Bukan mahrom!"

Ibnu menggaruk kepalanya merasa bersalah. "Iya itu tadi refleks."



"Aku sayang kamu."

"Aku cinta kamu."

Tapi Ibnu yang keras kepala kembali memeluk Rere. Kali ini Rere tidak menolak walaupun tidak membalas pelukan hangat Ibnu.








"Ayo menikah."


*****

ALHAMDULILLAH AKHIRNYA CERITA AREYNA TAMAT!!!!

THANK YOU YA BUAT KALIAN YANG UDAH BACA

WALAUPUN AKU HIATUS 2 TAHUN, CERITA INI BISA SELESAI!!!

SEE YOU YA DI CERITA SELANJUTNYA🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AREYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang