38. Setelah Pergi

59 6 0
                                    


Votes terlebih dahulu supaya berkah.

Sedikit dulu, ya.

Saya tidak mau seseorang menyukai saya terlalu jauh. Karena... pada akhirnya dia yang tersakiti.

- Areyna -

****

Seorang gadis berdiri sambil sesekali melirik pintu stasiun. Menunggu seseorang yang belum datang juga. Dia dan keluarganya saat ini sudah bersiap menunggu kereta mereka tiba. Teman-temannya juga beberapa sudah datang. Menemaninya selagi ada waktu sebelum ia pergi.

"Buset banyak banget yang komen anak Gajah Mada." Celetuk Dara sambil menggeser-geser ponselnya.

Rere menunduk untuk melihatnya. Seketika matanya membola dan mengambil alih ponsel Dara. "Kok gak izin dulu ke gue?!"

Edo dan Bintang yang mendengar teriakan Rere langsung berlari kecil ke arah mereka. Jangan lupakan Abra, Riri dan Dyana yang menatap bingung pada mereka berdua.

"Kenapa sih?" tanya Edo.

Rere masih sibuk dengan ponsel Dara. Menghapus semua instagstory milik Dara yang menampilkan latar stasiun dengan caption 'take careRere'. Rere juga berdecak kesal karna banyak anak Gajah Mada yang mengomentari itu.

"Dara..."

Bintang yang terlebih dahulu sudah tahu hanya terkikik geli. Menurutnya tak masalah Dara melakukan itu. Untuk apa Rere ingin menutupinya lagi?

"Udahlah, Re, nggakpapa." Ujar Dara santai.

Rere mengembuskan napas kasar. Sudah pasti ponselnya saat ini berdering terus menerus karna ulah temannya itu.

Tap tap tap

"Loh, Kak Diki?" Dara melongo melihat Diki yang sudah berdiri di sana menyalimi Dyana beserta Abra.

Rere yang mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya kaget. Senyuman tipis muncul di bibirnya.

"Hai." Sapa Diki berjalan santai sambil memasukkan kedua tangannya di saku hoodie hitamnya. Kali ini rambutnya tidak acak-acakan seperti biasa. Tersisir rapi ke belakang menyisakan satu helai rambut yang jatuh ke dahinya. Menambah kesan manis saat bibirnya menyunggingkan senyum.

"Re, lo suruh dia ke sini?" tanya Edo lirih.

Rere mengangguk. Matanya tak beralih sedikit pun dari Diki yang berdiri tak jauh darinya. Bukan karna kagum akan ketampanannya itu melainkan sedikit aneh karna Diki tadi berbicara cukup serius dengan Mamanya.

"Jam berapa berangkat?" suara serak itu menyapa telinganya saat Diki sudah duduk di sampingnya sambil menoleh padanya.

"Lima belas menit lagi." Jawab Rere sambil melihat jam di ponselnya.

Keadaan menjadi hening setelah Diki sampai. Edo, Bintang maupun Dara tak ada yang memulai pembicaraan. Hanya saling melirik saja membuat Rere mendengus sebal.

"Re, siap-siap udah mau nyampe." Riri yang baru saja datang menghampirinya langsung mengambil barang-barang Rere untuk di bawa.

Rere langsung berdiri di bantu teman lainnya untuk membawa barang bawaannya. Tanpa banyak bicara Diki mengambil alih koper Rere di tangan Edo membuat si empu melongo bingung.




"Rere!" pekik seseorang membuat semua mata terutama Rere dan teman-temannya menoleh ke belakang.

Di sana ada Bryan yang berlari kecil ke arahnya diikuti Firdaus yang berjalan santai di belakang.

AREYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang