48. Bukan Pangeran Es

64 6 0
                                    


Votes terlebih dahulu supaya berkah.


****

Sepulang sekolah tadi Nana langsung menyeret kedua sahabatnya untuk masuk mobil. Menulikan telinganya dengan ocehan mereka.

Di sepanjang jalan juga gadis itu menasehati Yasmin untuk tidak luluh jika bertemu dengan Jimmy nanti. Nana tipe orang yang bawel jika bersangkutan dengan seseorang yang ia sayang. Ia yang paling dewasa makanya dia memutuskan untuk mempertemukan Yasmin dan Jimmy agar ngobrol berdua. Tapi di sisi lain, Nana mewanti-wanti Yasmin untuk segera memutuskan hubungannya langsung dengan Jimmy.

"Denger ya, Yas, jangan luluh sama tuh orang kalo dia ngerayu-rayu lo."

Yamsin hanya menunduk dan mengangguk lemah.

"Na, emang harus ya sekarang?"

Nana menoleh pada Rere. "Harus, biar cepet kelar."

Rere menghembuskan napasnya sambil melirik Yasmin prihatin. Pasti hatinya sakit sekali apalagi sebentar lagi ia bertemu dengan pria yang ia suka sekaligus menyakitinya.

"Yas, jangan pake otak atau hati sepenuhnya. Harus seimbang, oke?" tutur Rere setelah sampai di Wakbis.

Yasmin terssenyum sambil mengangguk. Ia menatap kedua sahabatnya meyakinkan bahwa dirinya tidak apa-apa.

"Yuk."

Mereka bertiga berjalan menuju Wakbis yang sedang ramai-ramainya.

Ini baru pertama kali untuk Rere menginjakkan kakinya di sini. Ia mengikuti Yasmin dan Nana yang berjalan duluan. Tatapan orang-orang yang sedang nongkrong dari depan sampai dalam membuatnya risi. Mungkin karna dirinya gadis berkerudung satu-satunya di sini.

"Zam."

Azam yang dipanggil pun langsung berjingkat kaget melihat ketiga wanita yang berdiri di dekat pintu.

"Ngapain kesini?"

"Jimmy mana?" tanya balik Nana sambil mencari-cari seisi dalam Wakbis.

Azam menoleh ke arah Dino yang agaknya tak terpengaruh sekalipun. "Din."

"Kalo nggak ada juga gapapa, Zam." Tutur Yasmin kalem.

Nana menoleh tak suka. "Ada, cuman lagi disembunyiin aja sama mereka."

"Yas lo mau ngobrol sama dia?" tanya Dino bersuara.

Yasmin mengangguk membuat Dino berdiri lalu menyerahkan ponselnya ke Yasmin.

"Lo lihat sendiri aja."

Yasmin menerima ponsel Dino bingung. Di situ menampilkan chat pribadi Dino dengan Jimmy. Ia membaca mulai tanggal dimana Jimmy kepergok Yasmin bersama cewek lain.

Yasmin membaca satu per satu chat itu. Mulai ke bawah ia mulai paham dan sesenggukan. Kelima orang yang berada di dalam Wakbis menatap Yasmin prihatin dan bingung.

Ibnu yang baru saja datang bertanya pada Dino namun diabaikan.

Yasmin menyerahkan kembali ponsel Dino. Ia masih sesenggukan membuat kedua sahabatnya kebingungan.

"Ada apa sih?" tanya Azam yang langsung merebut ponsel Dino.

"Makasih, Din, udah ngasih tahu gue. Tapi kayaknya gue bakal tetep putusin hubungan ini."

Dino hanya bisa menghela napas berat. Meratapi kemalangan sahabatnya. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain itu.

"Yas, lo nggak apa-apa?" tanya Rere khawatir.

AREYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang