2. Tatapan Terselubung

316 21 0
                                    

Saat pelajaran Pak Sholeh, Guru Bahasa Indonesia di kelas kami berakhir, anak-anak pun bersorak lega. Walaupun tidak sedikit yang menilai pelajaran itu membosankan tapi sebaliknya, aku sangat menyukainya. Entah karena gurunya yang sabar dan friendly atau memang aku yang suka dengan dunia literasi.

"Wuihhhhh, akhirnya..... Kelar juga deh jam nya Pak Sholeh," ucap Yasmin yang duduk di sampingku sambil menggeliat asal. Aku hanya geleng-geleng kepala sambil mencatat tulisan yang ada di papan tulis.

"Molor aja Lo kayak kebo," sahutku sambil terkekeh nyaring. Saat kekehanku tak kunjung berhenti karena melihat tingkah Yasmin yang kian menjadi, Aku merasa ada sorot mata yang memerhatikanku dari tadi. Seketika aku menoleh ke kanan dan kiri mencari sorot mata yang sengaja terus mengikuti setiap gerak-gerikku. Dan saat aku menemukan pemilik mata itu, aku pun langsung memalingkan wajah darinya dan berhenti tertawa. Yasmin yang menyadari itu langsung menoleh kearah Ibnu yang masih menatapku tanpa berkedip.

"Ekhm, diliatin tuh," tunjuk Yasmin saat mengetahui dalang akibat diamku.

"Apaan, kagak!" Protesku sambil meninggalkan Yasmin yang terus tertawa meledek. Aku memelototi Yasmin yang terus menertawai ku tanpa hentinya dan sedikit menggebrak meja agar Yasmin menghentikan tawanya. Saat semua anak menoleh ke arah suara yang ku buat, aku hanya menampilkan senyum dan mengacungkan dua jari.

Saat itu juga, tatapan yang sejak tadi mengintai ku kembali memerhatikanku dan tersenyum kecil. Aku yang melihat ekspresi itu dibuat merona akibat senyuman yang ia berikan.

"Ihuyyyy, blushhhhh, hahahaha." Ledek Yasmin sambil menjawil hidungku yang memerah. Aku merutuki Yasmin yang membuatku malu karena ledekannya.

"Sini gak, Lo. HEH!" Teriakku terus mengejar Yasmin yang keluar kelas. Akhirnya kami pun kejar-kejaran seperti anak kucing dan tikus yang menimbulkan suara nyaring akibat teriakan kami berdua. Nana yang melihat tingkah kami hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat kakiku tidak sengaja menyandung kaki meja yang kulewati, Aku langsung terjungkal ke belakang dan menyisakan rasa sakit di bokong akibat terbentur di lantai.

"Aww," aku meringis karna merasakan rasa sakit karena benturan yang cukup keras.

"Astaghfirullah, sini," cemas seseorang yang kukenali suaranya dan mengulurkan tangannya yang dibalut sarung tangan untuk membantuku berdiri.

Aku pun mendongakkan kepalaku dan mendapati Ibnu yang balas menatapku lekat, "Sini, kubantu," ulang Ibnu saat tangannya tetap terulur untuk membantuku berdiri. Aku pun menimbang-nimbang bantuan Ibnu dengan menggigiti bibirku dan memalingkan wajah darinya. Akhirnya, aku menerima ulurannya dan berdiri dengan tegak.

"CIEEEEEE, AAAA SO SWEET!!!" Seru teman-temanku meledek terlebih lagi Yasmin yang terus tertawa terpingkal-pingkal karena melihat ekspresi bodohku.

Aku tidak sadar saat Ibnu belum melepaskan genggamannya dari tanganku. Aku langsung melepaskannya dan berucap, "Makasih," dan pergi meninggalkan Ibnu dengan senyum kehangatannya.

*******

Bel istirahat berbunyi saatnya pintu-pintu kelas membludak. Kursi-kursi panjang siap dihuni oleh murid-murid SMP NUSA BANGSA yang kelaparan. Berbeda di kelas 9I yang sibuk dengan pengumuman yang diumumkan oleh Azam selaku ketua kelas.

"Zam, cepetan umumin ahh," pinta teman-temannya yang sudah menunggu dari tadi.

"Iye-iye nunggu yang lain kelar nulis dulu," jawab Azam sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Oke, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tadi gue habis diumumin sama kepala sekolah kita bahwa dies natalis atau hari jadi ulang tahun sekolah kita sebentar lagi datang. Untuk menyambutnya, sekolah mengadakan lomba tiga hari berturut-turut dan puncaknya akan diadakan pentas seni setiap kelas di lapangan sekolah kita. Lomba-lombanya antara lain, melukis batik, puisi, menulis cerpen, menyanyi solo, paduan suara , sepak bola, basket dan daur ulang. Semua anak harus ikut serta dalam semua lomba yang tidak, harus jadi supporter buat teman-temannya. Dan, yang minat ikut lomba bisa hubungin gue. Sekian pemberitahuan dari cowok ganteng, sekian terimakasih." Jelas Azam panjang lebar sambil membungkukkan badan.

AREYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang