Suara deras hujan membuat murid SMP Nusa Bangsa terpaksa harus menepi terlebih dahulu. Ada juga anak yang nekat menerobos hujan untuk pergi pulang.
Rere dan kedua temannya memilih duduk menunggu di depan kelasnya. Baju mereka sedikit basah karna hujan yang bersamaan dengan angin kencang membawa airnya masuk ke dalam lorong kelas-kelas. Rere seketika menggigil kedinginan menahan rasa dingin yang menusuk kulit halusnya.
"Re, lo gakpapa kan?" tanya Nana yang menyadari Rere menggigil.
"Gakpapa kok,"
"Masuk aja yuk, nanti baju kita basah," ajak Yasmin yang diangguki oleh kedua temannya.
Di kelas masih banyak anak kelas 9I yang belum pulang. Pasalnya, hujan semakin deras dengan angin kencang yang siap mengambrukkan semua bangunan. Rere bergidik ngeri melihat keluar jendela. Suasananya sangat mencekam. Hujan deras disertai angin kencang dan petir yang siap menyambar siapa saja.
"Lo takut?" tanya Yasmin tiba-tiba.
"Sedikit,"
"Hahahaha, cuma hujan, Re, gak usah takut lah." Ejek Yasmin terkekeh geli melihat Rere yang ketakutan.
"Iya, iya, Yasmin si pemberani," sambil mendengus kesal.
"Ujan kagak berhenti-berhenti sih ini!" ujar Adit yang mondar-mandir tak jelas di ambang pintu.
"Panggilin pawang ujan dah, Dit," seru Azam sambil menulis catatan.
"Sedot air hujannya, Dit! Gue yakin perut lo pasti muat." Tambah Jimmy yang mengundang gelak tawa semua temannya.
Yasmin yang mendengar itu sedikit tersenyum tipis, sangat tipis. Bisa-bisanya cowok gila itu bercanda di saat yang genting seperti ini.
"Bacot!" umpat Adit duduk di sebelah Jimmy.
"Adek Adit gak boleh ngomong kasar ah, nanti diceramahin sama sebelah lo tau rasa," ujar Jimmy sedikit dimanja-manjakan dan melirik seseorang yang ada disebelah Adit.
"Jijik gue, Jim!"
"Hahahaha"
Semua kelas tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi menjijikkan Jimmy. Terlebih lagi Ibnu yang disindir ikutan melotot tajam kearah Jimmy karena merasa dirinya disangkut pautkan.
"Nu, mendingan tahlilin dah biar cepat reda," ucap Azam yang sudah bergabung dengan dua somplak tadi.
"Doa apa?"
"Kok tanya gue sih, harusnya lo tau dong!"
Ibnu mendengus kasar mendengar crocosan temannya.
"Ya, apa?" tanya Ibnu kesal.
"Doa supaya hujannya berhenti lah, Nu, masak doa buat dapetin doi." Sahut Jimmy yang lagi-lagi membuat tawa kelas meledak. Rere yang mendengar itu menghiraukannya dia sudah sangat lelah hari ini ditambah hujan yang tidak berhenti-berhenti menambah lelahnya.
"..."
Semua diam menyaksikan Ibnu yang mengadahkan tangannya dan memejamkan mata. Semua anak termasuk Jimmy, Adit dan Azam menahan tawanya melihat keseriusan yang dilakukan Ibnu. Benar-benar lelaki polos! Batin Jimmy.
Selesai berdoa semua anak dikagetkan dengan jeritan seseorang. Semua mata pun tertuju ke sumber suara. Ibnu yang baru saja berdoa seketika menoleh ke arah suara.
"Re, lo gakpapa?" tanya Yasmin yang kaget Rere berteriak se-histeris itu.
"Ada apa, Re?" tanya Azam yang tiba-tiba muncul di hadapan Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREYNA
RomanceGimana kalo awalnya kalian ogah-ogahan sama seseorang tapi berakhir peduli dan suka sama dia? Areyna, gadis kembar yang mempunyai sifat galak, jutek tapi lembut dengan keluarga jatuh hati pada seorang Ibnu Zidan Ma'arif yang terkenal religius dan di...