Flashback on
"Cieee ternyata Rere suka sama Ibnu," teriak teman-teman satu kelas Rere yang membuat bising kelas.
Telinga Rere terasa panas mendengar pojokan teman-temannya itu. Rere tidak habis pikir, darimana teman-temannya mendengar rumor itu. Seingat Rere, dia tidak pernah memberitahu siapapun kecuali sahabatnya dan.... Adit
Astaghfirullah! Pasti Adit yang sudah menyebarkan rumor itu. Rere tak tahan lagi dengan pojokan teman-temannya itu, Rere pun pergi meninggalkan kelas dengan membawa buku dan sesekali menoleh ke arah seseorang yang selama ini dia puja. Dia pun hanya melirik sekilas dengan tatapan dinginnya dan kembali berkutat dengan lukisannya. Rasanya Rere ingin mengumpati semua orang disini.
"Mau kemana, Re?" Tanya Yasmin sahabat Rere. Saat Rere hendak keluar kelas, Yasmin pun segera menyusulnya karena dia tahu sahabatnya pasti sudah tak tahan lagi dengan omongan teman-temannya itu.
"Mau ke perpus." Jawab Rere sambil melangkah pergi meninggalkan Yasmin yang gusar dengan tingkah sahabatnya itu.
Setelah menghampiri Rere dengan raut wajah kesal, Yasmin kembali ke kelas dengan menampakkan wajah garang. Dia sudah siap menerkam siapa saja yang coba-coba menjahili ataupun menganggu sahabatnya itu.
"Kalian... jangan sok tahu ya!!! Siapa sih yang nyebarin rumor kayak gini? HAH?!" Bentak Yasmin sudah tak tahan lagi dengan omongan pedas yang dilontarkan teman-temannya kepada sahabatnya itu.
"Udah,Yas, sabar nggak usah teriak-teriak. Mereka cuman bercanda." Sahut Nana yang juga sahabat Rere dan Yasmin. Dari sekian banyak orang di kelas yang memojokkan Rere hanya Nana dan Yasmin lah yang tidak ikut serta. Bahkan, Nana ikut menenangkan Yasmin karena dia tahu sahabatnya itu sangat sensitif kalau ada orang yang berani menganggu diantara Nana ataupun Rere.
"Bercanda apaan, lihat, mereka mojokin Rere nggak ada habisnya," bantah Yasmin kepada Nana.
Yasmin pun berjalan menuju gerombolan anak laki-laki yang sedang bermain kartu dengan terpingkal-pingkal karena merutuki temannya yang kalah taruhan itu.
"Lo kan pasti yang nyebarin rumor gak bener itu?!" Tanya Yasmin kepada salah satu temannya yang sedari tadi tidak berhenti tertawa karena menertawai temannya. Dan, menghentikan tawanya saat Rana dengan sengaja menepuk pundaknya dengan keras.
"Apaan sih Lo?! Dateng-dateng marah-marah. Emang iya kan Rere suka sama Ibnu?" Jawabnya tak kalah sengit sembari menegakkan tubuhnya menyamai tinggi Rana.
" Heh! Seharusnya, Lo tuh jaga rahasia kalau dikasih kepercayaan, bukannya disebarin kayak gini. Dasar gendut!" Bentak Yasmin tepat di wajah Adit. Sehingga yang dibentak pun wajahnya berubah menjadi merah padam akibat tak terima dengan tuduhan Yasmin.
"Enak aja ya Lo ngatain gue gendut, gue gendut karena hidup gue terjamin. Nah Lo, badan aja kayak tiang bendera, mana ada yang mau sama Lo." Sahut Adit dengan menunjuki Yasmin tepat di wajahnya. Kesabaran Yasmin pun sudah habis, dia pun memukuli dada Adit dengan tangan kecilnya yang tidak setara dengan badan Adit yang besar.
Nana yang melihat itu pun, langsung melerai keduanya. "Yas, udah dong jangan kayak anak kecil,"
lerai Nana yang sudah tidak tahan dengan percekcokan kedua temannya itu.Nana pun menggeret Yasmin keluar kelas dan yang digeret pun mengumpati Adit terus menerus. "Jangan kayak gini deh, Yas, Rere aja bisa nahan emosinya kenapa Lo nggak bisa sih?" Tanya Nana dengan tangan bersedekap di dada. Memang diantara mereka bertiga yang bawaannya selalu tenang adalah Nana. Nana bagai air yang selalu meredam emosi kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREYNA
RomanceGimana kalo awalnya kalian ogah-ogahan sama seseorang tapi berakhir peduli dan suka sama dia? Areyna, gadis kembar yang mempunyai sifat galak, jutek tapi lembut dengan keluarga jatuh hati pada seorang Ibnu Zidan Ma'arif yang terkenal religius dan di...