Vote terlebih dahulu supaya berkah.
****"Sudah selesai, Pak?"
"Alhamdulillah, baik Pak. Terimakasih."
"Siapa, Bun?"
Ainun meletakkan ponselnya di meja lalu menatap Ibnu. "Kata Kepala Yayasan paspor kita udah jadi. Lusa kita bisa berangkat."
"Uhuk uhuk ... "
"Lusa?" tanya Ibnu kaget.
Ainun mengangguk. "Prosesnya ternyata dilancarkan."
Ibnu mengerjapkan matanya terkejut. Lusa mereka akan berangkat tapi Ibnu belum memberitahu teman-temannya.
"Nak, kamu nggak keberatan kan? Bilang aja sama Bunda sebelum berangkat."
"Kita masih bisa batalin kok kalo kamu nggak mau." Lanjutnya.
"Enggak, Bun. Persiapannya udah kelar nggak enak kalo kita batalin gitu aja."
"Lagian aku tinggal bilang sama temen-temen." Tambah Ibnu sambil tersenyum.
Ainun mengangguk seraya tersenyum. "Oiya besok surat pindahan kamu udah jadi. Kamu ambil ya di sekolah."
Ibnu mengangguk sambil melihat Bundanya menelpon seseorang.
Ia menutup wajahnya. Tidak menduga kalau secepat ini.
Ibnu merogoh saku celananya lalu memilih grup chat yang berisi teman-temannya.
Ibnuzdn_
Kumpul nanti malem di rumah gue. Semuanya.Ibnu menekan tombol kirim dan menghempaskan badannya di sofa.
****
"Ini tumbenan Ibnu suruh kita ke rumahnya. Ada masalah apa sih?"
Nana dan Rere menggeleng bersama. Ikut penasaran dengan apa yang terjadi. Apalagi itu Ibnu orang yang jarang nimbrung dan jarang sekali anak-anak main ke rumahnya. Mungkin hanya teman cowoknya.
"Gue belom pernah ke rumahnya sih. Lo tahu kan Re rumahnya?" tanya Yasmin.
Rere menujuk dirinya. "Gue?"
"Iyalah. Lo kan pernah kesana."
"Lo bisa kan nanti ke rumah Ibnu?" tanya Nana gantian.
Rere diam sebentar. Memangnya ada apa sih sampai Ibnu menyuruh semuanya kumpul. Ini malem minggu jadwal Rere untuk nonton. Malas sekali kalau di suruh keluar.
"Eng-- "
"HARUS BISA!"
"Gue gak bisa!"
"Kenapa gak bisa? Nonton drakor?" sela Nana cepat.
Rere menggeleng cepat. Sebenarnya memang itu alasannya dan kedua sahabatnya sudah tahu bahwa malam minggu adalah hari kemuliaan untuk nonton drakor bagi Rere.
"Tinggalin dulu kenapa. Ini temen kita lho, masak nggak dateng." Sahut Yasmin dengan mata memicing.
Rere menghembuskan napas berat. "Izin sama Mama gimana?"
"Gampang!"
Nana dan Yasmin saling menatap dan menampilkan senyum miringnya.
"Serahin aja sama kita." Nana mengangguk membenarkan.
Rere merutuki kedua sahabatnya dalam hati. Pupus sudah jadwal hari ini.
Tapi di sisi lain, Rere juga penasaran dengan apa yang terjadi pada Ibnu. Pasti ini masalah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREYNA
RomanceGimana kalo awalnya kalian ogah-ogahan sama seseorang tapi berakhir peduli dan suka sama dia? Areyna, gadis kembar yang mempunyai sifat galak, jutek tapi lembut dengan keluarga jatuh hati pada seorang Ibnu Zidan Ma'arif yang terkenal religius dan di...