Votes terlebih dahulu supaya berkah.
Hari cepat berlalu. Dirasa kemarin baru saja hari Minggu, sekarang sudah Senin saja.
Sekarang Rere sedang tertidur pulas di kelasnya. Meja pojok kanan barisan kedua dari belakang membuat dia aman dari jangkauan guru.
Setelah MOS kemarin, kelas langsung dibagikan. Rere mandapati kelas X-IPS 5 kelas paling dekat dengan kantin utama dan berada di lantai satu. Lagi-lagi Rere satu kelas dengan Dara. Masih ingat Dara 'kan? Tentu Dara bungah bukan main bisa satu kelas dengan Rere.
Lain hal dengan Riri yang kebagian kelas X-IPS 2. Kelas Riri berada di pojok lorong lantai satu. Jaraknya dari kelas Rere cukup jauh. Dihalangi dua kelas dan kantin utama. Walaupun begitu mereka masih sering bolak-balik ke kelas masing-masing.
Saat ini Dara bolak-balik ke bangku lalu ke depan ke bangku lalu ke depan. Ia takut kalau guru tiba-tiba datang dan mendapati Rere yang tertidur pulas sejak berangkat tadi.
"Re, bangun!"
Dara berdecak kesal. Semua tatapan temannya mengarah padanya yang terlihat berisik dan kebingungan. Dara meringis melihat seorang laki-laki bertubuh jangkung menghampiri bangkunya.
"Temen lo daritadi tidur?"
"Iya nih,"
"Bangunin gih. Bentar lagi guru dateng."
"I-iya,"
Dengan mengumpulkan segala kesabaran dan kekuatan. Dara menggoyangkan bahu Rere kuat sampai sang empu mengerang keras. Tak sampai situ, Dara berusaha menyiprati Rere dengan air yang ia bawa dari rumah.
"Pak Dalang Pak Sofyan, bangun gak lo!"
"Apaan sih, pak Dalang Pak Sofyan." Rere bangkit dari tidurnya dan menatap tajam Dara disampingnya.
"Yes, akhirnya gue berhasil bangunin lo."
Rere memutar bola matanya malas melihat kelakuan Dara. Belum lama mengenal dirinya Rere sudah mendapati sikap Dara yang menurutnya terlalu... absurd. Bertolakbelakang dengan dirinya yang terlihat jutek dan bodoamat pada sekitar.
"Gue Dara." Ucap dara setelah meletakkan botol minumnya di samping meja.
"Udah kenal, Dar." Tatap Rere jengah.
"Iya gakpapa kenalan lagi. Kan kita sekelas terus sebangku." Ucap Dara tersenyum bangga.
"Hmm, gue Rere." Sahut Rere tak kalah ramah.
"Tuh cowok siapa?"
"Oh dia?"
"Gatau deh, soalnya tadi baru berangkat langsung kesini." Imbuh Dara.
"Ohh,"
Suara bising dari kelas tiba-tiba redam ketika guru muda nan cantik masuk ke kelas mereka dengan senyum menawan. Semua murid laki-laki sontak menatapnya tanpa berkedip. Lihat saja tampang yang cantik, kulit putih, tubuh proporsional dan senyum manis terpancar di wajahnya. Siapa saja pasti akan tertarik saat melihatnya.
"Selamat pagi anak-anak,"
"Pagi, Bu." Sorak semua murid bersemangat.
"Perkenalkan nama saya Rania. Bisa dipanggil Bu Ran," ucapnya tersenyum manis dan menarik kursinya untuk duduk.
"Hai Bu Ran, nama saya Edo." Ucap seorang lelaki bertubuh kurus yang duduk di bangku belakang Rere pas. Sepertinya dia cowok playboy batin Rere.
Bu Rani hanya membalas dengan senyum tulusnya. Setelah itu sesi perkenalan dimulai.
Hari ini kelas masih belum kondusif. Masih seputar perkenalan, pembagian buku, struktur kelas dan materi pelajaran. Ternyata Bu Rania adalah walikelas di kelas Rere. Semuanya pun merasa senang karna mendapatkan guru cantik nan muda seperti beliau.
KAMU SEDANG MEMBACA
AREYNA
RomanceGimana kalo awalnya kalian ogah-ogahan sama seseorang tapi berakhir peduli dan suka sama dia? Areyna, gadis kembar yang mempunyai sifat galak, jutek tapi lembut dengan keluarga jatuh hati pada seorang Ibnu Zidan Ma'arif yang terkenal religius dan di...