"Cimol?"
"Kok di google gak ada nama artis Korea yang cimol?" Ibnu menggaruk kepala belakangnya sambil memandangi ponselnya.
"Gue mah tahu lo suka sama cimol kan?"
"Jihan bilang dia suka sama cimol. Tapi kok namanya gak ada ya di google."
Ibnu menjetikkan jarinya lalu megetik kembali.
Wajahnya dibuat bingung karna lagi-lagi yang dia inginkan tidak muncul.
"Cimol, cyimol, cim0l, ciemol, udah semua. Kok tetep gak ada sih?" gerutunya.
"IBNU!"
"KATANYA MAU JALAN SAMA TEMEN-TEMEN KAMU?!"
"ITU UDAH DITUNGGUIN DI DEPAN."
"I-- iya, Bun."
Ibnu bergegas keluar. Hampir saja ia lupa kalau hari ini ia dan lainnya akan quality time seharian.
Jangan di tanya siapa yang akan mengeluarkan biaya untuk ini. Sudah pasti dirinya.
"Lama banget dah kayak anak perawan." Celetuk Adit yang duduk di samping Bundanya.
Ibnu hanya menatap datar temannya. Lalu mengambil tangan Bundanya dan menyaliminya. "Ibnu pergi dulu ya, Bun."
"Iya hati-hati. Pulangnya jangan malem-malem. Besok kita harus berangkat pagi."
Ibnu mengangguk lalu keluar diikuti teman-temannya.
"Bunda, Ibnu nya kita bawa dulu, ya!" teriak Azam serta Adit sambil naik ke motor masing-masing.
Ainun tersenyum lebar sambil membalas lambaian tangan mereka.
****
Ibnu sengaja menyewa sebuah restoran terbuka untuk kumpul bersama teman-temannya kali ini. Kata Bunda, Ibnu harus habiskan waktu banyak bersama temannya sebelum ia meninggalkan Indonesia.
Yah.
Besok malam Ibnu melihat langit yang sama tapi di negara berbeda. Korea. Malam ini malam terakhir ia tinggal di Indonesia.
Kemarin Ibnu dan Bundanya sudah ke makam Abi juga untuk pamitan. Mungkin 10 tahun kemudian mereka baru bisa menjenguk Abi nya kembali
"Assalamu'alaikum, Bi... "
"Kita mau pamitan. Abi tetep bisa lihat kita dari atas kok, kan langitnya sama." Ucap Ibnu sambil tersenyum tipis.
"Abi, Bunda udah buktiin kalo bisa jadi Dokter hebat. Buktinya kerjanya di Korea, Bi. Hebat banget kan, Bi?" Kekeh Ibnu mengajak ngobrol gundukan tanah yang bertuliskan Ahmad Jaelani Ma'arif.
Ainun di samping Ibnu sampai meneteskan air matanya ketika putranya bercerita panjang lebar di depan kuburan sang Abi. Ibnu sangat dekat dengan Abinya. Ahmad selalu memperlakukan Ibnu sebagai teman bercerita, bermain. Tak ayal kejadian 6 tahun lalu, membuat hidup Ibnu runtuh seketika atas kehilangan Abi kesayangannya.
"Abi, Ibnu sayang banget sama Abi. Abi jagain kita dari atas ya. Aku jagain Bunda dari deket. "
Tangannya mengelus sekali lagi nisan Abinya dan tanpa sadar air mata berhasil meluncur dari mata Ibnu.
"Kita pamit ya, Bi. Assalamu'alaikum..."
Ingatan kemarin seketika datang menghampiri Ibnu. Matanya mengedar melihat teman-temannya yang menyiapkan pesta barbeque.
Sama sekali ia tak melihat Rere di sana. Yasmin dan Nana pun sudah datang.
Apa iya Rere tidak datang karna kesal dengan kepergiannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
AREYNA
RomanceGimana kalo awalnya kalian ogah-ogahan sama seseorang tapi berakhir peduli dan suka sama dia? Areyna, gadis kembar yang mempunyai sifat galak, jutek tapi lembut dengan keluarga jatuh hati pada seorang Ibnu Zidan Ma'arif yang terkenal religius dan di...